Quantcast
Channel: HUMOR DEWASA, CERITA DEWASA, Foto Dewasa
Viewing all 382 articles
Browse latest View live

Foto Mesum ML Meki Sempit

$
0
0

Foto Mesum – Foto vagina jepang yang sempit di bobol oleh rudal yang besar. Foto ini cukup membuat para pembaca ingin merasakan meki sempit cewek jepang. Mari kita lihat kumpulan fotonya di bawah ini.

Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit Foto Mesum ML Meki Sempit

Foto Mesum ML Meki Sempit

Posting Foto Mesum ML Meki Sempit ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.


Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem

$
0
0

Foto Bugil – Jumpa lagi bersama admin yang akan menghibur anda semua dengan postingan yang seger-seger. Nah pada kesempatan kali ini, akan saya bagikan top 20 foto memek tembem yang pastinya akan membuat kalian semua menjadi sange atau terangsang. Alat kemaluan cewek memang sangat menarik, Apalagi jika melihat memek tembem tebal yang tentunya bikin kita gemas dan cepat horny ketika melihatnya. Sudah kesekian kalinya admin sharing foto memek melalui blog ini, mulai dari yang basah, kecil sempit nan menggigit, sampai yang sekarang adalah foto memek tembem serta tebal yang akan memanaskan pikiran dan birahi sobat sekalian.

Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Memek Tembem dan Tebal (5) Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem

Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem

Posting Foto Bugil Kumpulan Foto Meki Tembem ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir

$
0
0

Foto Bugil – Bosan menyusui anak, sekarang waktu pamer air susu yang muncrat keluar. Aliran air susu yang sungguh indah. Sungguh sayang sekali jika terbuang sia-sia. Ada yang mau menyedot air susu para cewek ini?

Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir

Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir

Posting Foto Bugil Air Susu Cewek Mengalir ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki

$
0
0

Foto Mesum – Saat ini kami menyediakan kumpulan foto-foto semprotan sperma dari otong ke meki. Meki yang tidak bisa menampung semua sperma tumpah keluar dari dalam meki. Dibawah ini kumpulan foto-foto semprotan sperma di dalam meki.

Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki

Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki

Posting Foto Mesum Kumpulan Semprotan Sperma Di Meki ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA

$
0
0

Foto Bugil – Sudah tidak heran lagi jika gadis-gadis sekolahan SMU ataupun SMA tampil seksi dan tampil bugil. Berikut ini adalah foto toket mulus gadis SMA. Toket besar dan mulus serta pentil susu yang menantang.

Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA

Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA

Posting Foto Bugil Toket Mulus Gadis SMA ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Dibawah Umur

$
0
0

Cerita Dewasa – Aku anak tunggal yang menjadi kesayangan kedua orang tuaku, namaku Almira umurku masih 16 tahun, dan aku tinggal bersama kedua orangtuaku di komplek Jakarta, tapi karena kesibukannya orang tua jadi beliau jarang sekali di rumah, biar pembaca ada gambaran tentang diriku sedikit aku diskripsikan tinggiku 150 cm beratku 43 kg aku keturunan china jadi wana kulitku putih mulus.

Aku bisa di bilang kurang pergaulan karena setiap kemana aku selalu dibatasi oleh orang tuaku, aku punya teman beberapa saja dan kebanyakan itu cewek semua, jadi untuk bergaul pun aku agak susah dan pengetahuan untuk di kehidupan luar kurang apalagi tentang sex tidakk tahu sama sekali. Selebihnya bayangin aja sendiri betapa “kuper”nya aku ini. Ok, aku lanjutkan ceritaku.

Dirumahku yang lumayan besar, hanya ada aku dan pembantu-pembantu ku. Yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga, yang satu bi Nah, orangnya udah tua banget, sedang satunya adalah cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya no, adalah kacungku.
Seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, pak Min, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku, namanya bang jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat orangtuaku tidak dirumah.

Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua orangtuaku udah bepergian keluar negeri lagi untuk waktu yg tidak tentu. Sopirku minta ijin untuk pulang karena ada suatu urusan, bi yem sepagian pergi dengan cucunya untuk menengok saudaranya di tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan pak Min berdua aja. Selesai makan siang, aku duduk-duduk di halaman belakangku yang luas. Disana pak Min sedang menyirami kebun. Iseng-iseng aku jalan-jalan didekat pak Min, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya.

Bingung karena air tidak keluar, dia lihat kebelakang da ketahuan bahwa selang airnya sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, pak Min mengarahkan air yang telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa. Tapi apa yg terjadi, air membasahi tubuh dan nonsku, pada saat itu aku hanya mengenakan nons panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan bh, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari balik kaosku tsb. Buah dadaku yg cukup besar untuk ukuran tubuh dan umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32b dengan tinggiku yg hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh anak perempuan yg masih SMA.

Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum belum tersentuh itu, dipandangi oleh pak Min dengan melongo. Entah gimana mulanya, tahu-tahu pak Min telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong krn aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.
Pak Min adalah tukang kebun keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mem-percayainya. Pak Min berkata
“non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?” Sambil tangannya terus meremas-remas susuku.
Aku yg belum mengerti apa yg sedang dilakukannya menjawab
“agak geli pak, tapi kok enak ya… Pak Min sedang mijitin aku yahh?” Tanyaku manja.
“iya. Kan dari kecil pak Min yg ngerawat kamu. Mau nggak pa Min ajarin sesuatu?” Tanyanya.
“ajarin apa sih, pak?” Tanyaku polos.
“setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu ama temen-temen kamu, mau nggak?” Desaknya.
“iya deh” sahutku.

Tanpa banyak bicara lagi, pak Min mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku. Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam.
“non tahu apa itu Kontol?” Pancingnya.
“apa sih Kontol itu, pak Min. Kok aku nggak pernah dengar sih?” Tanyaku dengan wajah serius.
Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat.
Cerita Dewasa, Aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia menggenggam Kontolnya dan menunjukkan padaku,
“nah, ini adalah Kontol, non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. Bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. Coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi” ujarnya sambil gemetar menahan nafsu.

Aku coba pegang Kontolnya yang besar itu, ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku.
“sekarang coba kocokkan seperti ini” sambil memberi contoh.
Aku laksanakan perintahnya, kukocok Kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih.
“nah, non pernah ngemut permen kan? Coba sekarang non lakukan seperti itu pada Kontolku” nadanya semakin bergetar.
Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing Kontol yg ada di genggamanku ke arah mulut ku yg mungil dan merah itu.
Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. Jadi kujilati dulu kepala Kontolnya dengan seksama. Pak Min mendesah-desah sambil mendongakkan kepalanya. Kutanya
“kenapa pak, sakit ya, maaf ya pak.”
“ah nggak kok, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo non masukkan kedalam mulutmu, Kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin” ujarnya sambil merem melek kenikmatan.

Aku teruskan aksiku, aku jilatin Kontolnya mulai dari kepala Kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi,gairahsex.com udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya. Pak Min memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang Ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata
“aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin air maniku ku, nanti non rasakan gimana rasanya yah. Setelah itu harus non telan” perintahnya.

Tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari Kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. Pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Min menggeram keras dan panjang.
“ nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…”
“aduh non, enak sekali mulutmu itu. Kontol pak Min enak nggak?” Tanyanya dengan terputus-putus kepuasan.
“mmmhh, enak pak. Pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?” Tanyaku kurang puas.
“sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi, mau nggak?” Tanyanya sambil melepasi nons dan celana dalamku.
Cerita Mesum, Setelah aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-elus dengan satu tangan masih di susuku.

Setelah itu vaginaku dijilatin dengan lidahnya yg kasar. Wuihh rasanya nggak keruan, geli banget deh, rasanya pengen pipis. Bukan hanya bibir vaginaku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang vaginaku, aku jadi menggelinjang-gelinjang nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil mengarahkan Kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yg diinginkannya, ku pegang Kontolnya yg sudah agak mengecil. Kusedot lagi Kontolnya, masih ada sisa pejuhnya diujung kepala Kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku ada dibawahnya sambil menjilati Kontolnya, dia ada diatas ku sambil memasukkan lidahnya kelubang vaginaku.

Setelah Kontolnya sudah keras dan panjang lagi, dan vaginaku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut Kontolnya dari mulutku. Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan Kontolnya mengarah ke vaginaku. Pak Min berkata “non akan merasakan sakit sedikit, tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yg luar biasa. Non kuat menahan sakit kan?” Aku merasa tertantang dan menjawab singkat
“kuat pak”. Setelah itu dia mulai memasukkan Kontolnya yg besar dan panjang itu ke lubang vaginaku. Pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku merem menahan sakit dan perih di vaginaku. Setelah itu dia gerakkan Kontolnya keluar dan masuk divaginaku yg masih sempit itu.
“wuah, non, sempit betul mem3kmu, sampai sakit Kontolku dibuatnya, ini memang rejekiku, dapat vaginagadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, mem3kmu yg sempit ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya. Ooohhhh….mmhhh…aaahhh….” Pak Min menggumam tak keruan.

Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri, mengikuti gerakan Kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajah pak Min yg sudah tua dan kempot itu serasa menikmati sekali gesekkan Kontolnya dilubang vaginaku itu. Apabila ada yang melihat kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi cucunya, umurnya udah 65thn, sedang umurku baru 14thn, wajahnya dan tubuhnya udah keriput dan kempot,

Kulitnya kasar dan hitam karena sering terbakar Minahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedang tubuhku yg masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yg imut ini cantik seperti anak orang jepang.
Sungguh perpaduan yg sangat berbeda, tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak memperkosaku, tubuhnya yg hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, Kepalanya memperhatikan Kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk dilubang vaginaseorang anak kecil baru berusia 14 thn, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese, rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.

Selang beberapa saat, pak Min mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan Kontolnya dari arah belakang ke vaginaku. Nikmat sekali permainan ini pikirku.
“ennngghh… Mmhh.. Mmmhh…” Desahnya tak keruan. Belakangan aku baru tahu bahwa pak Min telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal. Pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi cucunya itu.cerita panas sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat itu.

Selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4 kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi pak Min tidak mau tahu, dia tetap menggarap tubuhku dengan nikmat. Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti itu,gairahsex.com setelah itu dia cepat-cepat lepas Kontolnya dari vaginaku dan memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yg diinginkannya, aku sedot keras Kontolnya, pejuhnya muncrat didalam mulutku berulang-ulang, banyak sekali.
“crottt, croooth.., crooootttthh…” Hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya.

Aku sedot lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya, dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa vaginaku agak membengkak akibat disodok oleh Kontol pak Min yg besar itu.
Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku
“gimana non? Enak kan?”,
“enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata” sahutku.
“kapan-kapan ajarkan aku lagi ya, pak? Boleh kan?” Tanyaku polos, pak Min terkejut.Gairah Sex
“wah, non pengen lagi yah? Boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja pak Min. Tapi non jangan bilang siapa-siapa ya. Nanti aku tak bisa mengajarkan non yg lain lho.”

Dalam hati pak Min berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih.
Sambil memandangiku dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil. Ternyata nikmat juga tubuhnya yg mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak pualam, wajahnya yg cantik mungil, mulutnya yg kecil dan selalu merah, hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat Kontolku jadi lebih muda dan segar saja, pikirnya. Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan.

Setelah kejadian hari itu, aku sering di ent0t pak Min, dimana saja, di kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan, pak Min tidak menyia-nyiakan tubuhku yg mungil itu.
Dan aku semakin lama semakin ketagihan Kontolnya. Akhir-akhir ini aku baru sadar bahwa aku telah menyerahkan keperawananku, tubuhku dan segalanya kepada tukang kebunku sendiri. Apalagi orangnya udah tua agak peyot, tapi Kontolnya masih boleh juga.

Sejak saat itu, aku jadi ketagihan dan ingin merasakan Kontol-Kontol orang lain, tidak pandang bulu. Aku bahkan lebih terangsang dengan orang dari kalangan yang bukan orang berada.Entah kenapa aku lebih suka memberikan tubuhku yang masih muda dan mungil ini untuk dinikmati mereka, rasanya ada sesuatu didalam tubuhku yang membuatku lebih terangsang. Mungkin karena pengalaman pertamaku dengan tukang kebunku sendiri, kali.

Cerita Dewasa Dibawah Umur

Posting Cerita Dewasa Dibawah Umur ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Indahnya Diperkosa

$
0
0

Cerita Dewasa – Kali ini aku akan bercerita mengenai nikmatnya diperkosa oleh teman suamiku yang ganteng dan gagah. Aku berasal dari kota Subang. Pendidikanku cukup baik, aku selalu berhasil dengan baik dalam tiap pelajaran, bahkan aku dapat lulus dari perguruan tinggi dengan IP yang sangat memuaskan. Tetapi itu semua tidak menjamin kebahagiaan, aku dididik dengan pendidikan yang kolot, serius, sehingga aku cenderung menjadi orang yang kuper dan pendiam. Namun itu tidak menyulitkanku dalam hal perjodohan, karena banyak orang mengatakan bahwa aku cantik, dan memiliki mata yang indah, aku tidak terlalu memahami apa yang mereka katakan, namun kebanyakan pria yang mendekatiku mengatakan hal serupa.

Karena itulah di usia yang relatif muda, 24 tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik, dia cukup kaya dan pengertian walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31 tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya memperbolehkan orang yang qualified menurutnya untuk apel ke rumahku, bila pria yang apel ke rumahku berkesan norak dan hanya membawa kendaraan roda dua, jangan harap Mama akan mengijinkannya untuk berkunjung lagi.

Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan kami sangat berkecukupan di bidang materi. Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami problem impotensi, karena over working. Tetapi alku tetap mencintainya karena dia jauh dari perselingkuhan dan dia sangat perhatian kepadaku.
Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku kepuasan, namun aku tetap menahan diri dan mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya berjalan dengan baik sampai akhirnya datang Boni. Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak lama, namun aku baru sekian lama dapat berjumpa dengannya, dia seusia suamiku, menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat karena dia orangnya humoris.

Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat merasakan matanya yang jalang bila melihatku, terus terang saja aku merasa risih namun ada sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, walaupun ketika masih mojang aku mempunyai banyak kenalan pria.

Suatu saat dia menelepon dari hotel, dia menyuruh menjemput suamiku yang katanya minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu itu masih pagi betul, memang suamiku kadang lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku, aku menyadari suamiku tidak pernah minum alkohol, entah mengapa ajakan Boni seperti hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.

Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Boni menginap, aku memasuki kamarnya dan dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang, napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus dan meremas-remas bagian dadaku.gairahsex.com Pelan-pelan aku terbangun, kulihat Boni sedang memainkan payudaraku. Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya melepaskanku kudorong dorong badannya tetapi dia tak bergeming.

Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk kedua lenganku dan menaruhnya di samping kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil dan menciumi kedua puting payudaraku, aku menolak tapi entah kenapa aku merasa risih birahi. Kemudian dia memasukkan penisnya ke bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan berteriak, rasanya sakit sekali.

Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya, di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki tampaknya Boni sangat pintar mengambil kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya, ketika dia membalikkan badanku sampai seperti merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat mengimbanginya karena sudah lama aku tidak merasakan ini. Dia kembali menusukkan penisnya di kemaluanku dan meremas-remas payudaraku. Ahh, memang aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang bahkan suamiku sendiri tidak pernah memberikannya. Kemudian merasa tidak puas dengan baju bagian atasku yang masih menempel, dia melepaskannya, sambil kemudian membuat posisiku seperti duduk dipangku olehnya.

Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti irama kemauannya, ketika kedua tangannya memegang perutku dan menggerakkannya naik turun aku secara otomatis mempercepat dan memperlambat gerakanku secara teratur, dia tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah membuat ramalan yang jitu. Kurasakan dia kembali meremas-remas dadaku ketika dia merasa aku dapat mengambil inisiatif.gairahsex.com Sungguh seperti binatang saja aku, melakukan hal semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan mengurus anak-anakku. Sempat kurasakan tiada selembar benangpun menempel di tubuhku kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang belum terlepas seluruhnya, tampaknya Boni tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu nafsu.

Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan kurasa dia sangat menaruh hati kepada payudaraku, karena kemudian dia mengomentari payudaraku, menurutnya keduanya indah bagaikan mangkuk. Hmm, aku sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri tidak pernah memberi perlakuan spesial pada kedua payudaraku ini, paling dia hanya meremas-remasnya. Tetapi apa yang dilakukan Boni benar-benar sungguh mengejutkan dan memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya dia juga sampai ke situ.

Setelah itu aku merasa sangat marah dan menyesal kudorong Boni yang masih mencoba mencumbuku, kumaki dia habis-habisan. Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat berkata apa-apa. Boni kemudian hanya duduk saja sementara aku sambil menangis memakai kembali seluruh pakaianku. Aku mencoba menenangkan diri, sampai kemudian Boni mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini kepada suamiku, dia kembali menekankan bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena dia adalah pembeli mayoritas sarang burung walet suamiku. Aku membenarkannya karena suamiku pernah berkata bahwa Boni adalah koneksinya yang paling penting. Aku bingung olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa suamiku sudah menyerahkan diriku padanya karena dia merasa tidak mampu lagi memuaskan diriku.

Cerita Dewasa Indahnya Diperkosa

Posting Cerita Dewasa Indahnya Diperkosa ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Jaksa Jahanam

$
0
0

Cerita Dewasa – “naikan rokmu sedikit” kata jaksa Amirudin menyeringa sambil memandang betis mulus Nina.
“pak, jangan pak” kata Nina kebingungan.
ayo, naikan sedikit ibu Nina ” kembali jaksa itu memerintah.
Nina, ibu rumah tangga ini kebingungan tdk tahu harus berbuat apa.
bila pak jaksa tdk dituruti kemauannya, Nina takut suaminya akan dituntut hukuman berat.

Nina menegok kekiri dan ke kanan. di salah satu sudut ruangan di pengadilan negeri jakarta, hanya ada Nina dan jaksa Amirudin. Tempat itu sebenarnya adalah ruang arsip yg hanya bisa diakses dari ruang sebelah. jejeran arsip yg tinggi seperti di perpustakaan. Ruangan itu memiliki jendela. dari tempat duduk Nina disamping pak jaksa bisa melihat orang hilir mudik. Maklum hari itu hari rabu, di pengadilan sedang banyak sidang. Namun, orang2 tdk ada yg sampai menengok ke jendela u mengintip kejadian itu.

Nina menghela nafas panjang. Minggu depan suaminya anton akan dituntut oleh pak jaksa untuk kasus kepemilikan 20 butir inex. Tak terbayang oleh Nina kalau anton sampai dituntut hukuman berat. Nina sudah menyerahkan sejumlah uang kpd pak jaksa. Namun, nampaknya uang saja tdk cukup. Pak jaksa mau lebih. Di usianya yg baru 30 puluh, Nina dg anak satu ,berwajah seperti Rini Subono, masih memiliki tubuh mulus.
mojang periangan ini memang mantan pragawati terkenal ibukota. Dengan tinggi 175 cm, badan berisi dan buah dada yg masih ranum. Kakinya yg jenjang dan mulus merupakan daya tarik luar biasa untuk lawan jenisnya.

Perlahan Nina mulai menaikan rok yg dia kenakan. posisi Nina disamping pak jaksa sangat tdk menguntungkan.
mata Amirudin melotot saat Nina menaikan roknya secara perlahan lahan.gairahsex.com Betis membunting spt padi dg paha yg mulus, membuat tangan pak jaksa tdk tahan untuk menyentuhnya.
“ugh..jangan,,pak..” kata Nina saat dia mersakan tangan kasar lelaki itu menjamah pahanya.
tapi tangan itu terus saja bergerilya. Penis pak jaksa dibalik seragamnya berdiri tegak. Jaksa itu tiba2 berdiri dan mendekatkan wajahnya ke Nina.
“cium aku ibu Nina” katanya.
“jangan pak saya sdh bersuami’” kata Nina
“cium aku atau …….” kata pak jaksa mengancam.

Nina terpaksa mencium tipis bibir pak jaksa. Tangan pak jaksa memeluk tubuh Nina dan menciumnya dg penuh nafsu.
lidah lelaki hidung belang itu dg liarnya menjelajahi mulut Nina. Mau tak mau Nina terpaksa melayani ciuman jahanam itu.
Pak jaksa kemudian duduk dan membuka resleting celananya. Nongolah penisnya yg lumayan besar dan panjang. Tolong ibu Nina berjongkok” kata lelaki itu.

Nina tambah bingung tapi ia tahu harus melakukannya. Nina berjongkok dan perlahan disodori batang penis jaksa. Nina memegang batang itu dg gemetar dan menengok kearah jendela takut ada yg melihat. orang2 berlalu lalang seakan tak acuh. Nina memberanikan diri u menjilati penis lelaki yg bukan suaminya itu.
“oh..oh….Nina…..enak sayang” desis pak jaksa
“hisap terus batang anuku ibu anton…..katanya lagi.
Nina terpaksa menjilati dan mengulum batang itu. Selama lima menit Nina melayani batang itu.Pak jaksa berkali kali menekan kepala Nina agar menyedot penisnya lebih dalam. Baju atas Nina, sdh terbuka. buah dadanya yg beasar dan padat keluar dari sarangnya saat di pencet dan dirogoh jaksa jahanam itu. Putingnya yg mancung kelihatan kencang menantang.

“eh puting2 ibu Nina sdh kenceng sdh nafsu juga ya bu” kata pak jaksa
“pak…tolonglah..ampuni saya…” kata Nina memelas
“sudah ya pak” mohon ibu muda itu.
“belum ibu Nina….” kata jaksa itu. sambil memainkan puting2 ibu Nina.
“buah dada ibu putih besar dan kenyal” kata pak jaksa sambil meremas remasnya.
“duduk di pangkuanku bu” kata lelaki itu memerintah.
“pakkkk….” kata Nina merengek.
“duduk kataku ” bentak si jaksa
Nina berdiri dan terpaksa duduk di pangkuan pak jaksa.
“pak…. saya takut….nanti orang diluar melihat kita..” kata Nina ketakutan.
Pak jaksa malah memelorotkan celana ke bawah kakinya sambil mendudukan ibu Nina.
dipeluknya tubuh isteri pak anton itu dg penuh nafsu. Buah dada Nina yg jelas keluar dari branya diremas remasnya.
perlahan tangan pak jaksa mencari resluiting rok ibu Nina. Tanpa ampun, rok itu dilepaskannya. Nina menutup mata menahan malu. sekarang hanya tinggal cd dan baju atas yg sdh berantakan. Paha mulus dg kaki yg jenjang benar2 pemandangan yg luar biasa bagi lelaki manapun.
Tanpa membuang waktu, diciumnya tengkuk ibu Nina. lidahnya menjelajahi leher dan telinga wanita itu. Setelah itu dg pelan tp pasti tangan lelaki itu menyelip di balik cd wanita itu. Terasa gumpalan daging lembut diantara selanhgkangan Nina.
“ugh…..oooohhhhh…” desah Nina. saat tangan pak jaksa menyentuh halus clitorisnya. Dijelajahinya secara perlahan daging mentah itu. Kacang ibu Nina dikocok perlahan oleh pak jaksa.

Diam diam Nina mulai merasakan nafsu birahinya meningkat. Selama sepuluh menit tangan itu mengocok vaginaibu Nina.
vagina Nina pun mulai basah. Entah bagaimana mulanya tahu2 cd ibu Nina sdh melorot dan batang penis yg sedari tadi kencang menempel di pinggangnya sdh menembus vagina Nina yg basah. Nina lupa dimana dia berada.
“ugh..ugh…”desis ibu muda itu penuh nafsu setiap kali penisitu masuk ke vaginanya yg dalam.
Tanpa diperitah lagi. Nina menaik turunkan tubuhnya yg sdh gatal itu. lewat jendela Nina menyaksikan orang2 berlalu lalang. selama lebih dari lima belas menit Nina menaik turunkan tubuhnya. udara ruangan yg pengap menyebabkan mereka berkeringat. Nina dan pak jaksa sudah lupa daratan pompaan Nina di penis pak jaksa menimbulkan sensasi yg luar biasa buat pak jaksa. pak jaksa tdk menyangka dapat menyetubuhi istri orang. bangsat itu benar2 menikmati setiap genjotan nyonya muda itu.

Nina mulai menikmati batang penis pemerkosanya. karena terhanyut dlm nafsu birahi yg membakar, Nina kemudian tanpa malu lagi berdiri dan tangannya bertumpu di meja. pak jaksa tersenyum
“ibu sudah gatel ya?”Nina diam saja. dia merasakan kegatelan yg luar biasa di selangkangannya. Nina ingin dientot doggy. wanita ini sdh lupa bahwa dia adalah isteri anton.
“ahhh..ahhhh …….”desis Nina kegatelan.
ketika batang penis pak jaksa kembali masuk dan menghujam vagina basah Nina
“plaakkk..plaakk..” terdengar suara batang penislelaki itu menghantam vaginaNina.
setelah sepuluh menit pak jaksa menarik dg kasar rambut ibu Nina.
“ohhh… ohhhh…bu Nina..oh..bu..enak…buuuu…entot bu….”
“entot…….entottttt……entooooooooooot.”
seraya menjambak keras rambut ibu anton, pak jaksa sibutarbutar menyemprotkan spermanya ke liang cinta ibu muda itu dg kencangnya.
“ohhh,,ohhh…pak”
“ohhh…ohhhh.. pakkkkk”
rupanya Nina pun mencapai orgasme juga. tubuh kedua insan itu berkelojatan di puncak persetubuhan mereka.
keringat mengalir deras. baju seragam dan baju ibu muda itu basah kuyup. entah berapa lama meraka terdiam.
batang penispak jaksa masih menancap di vagian Nina dan sperma nya mulai meleleh membasahi paha ibu itu. air mata Nina mulai meleleh menahan malu bukan kepalang. apa kata anton seandainya suaminya itu mengetahui kejadian ini.

Namun dibalik penyesalan itu, Nina harus mengakui jaksa bangsat ini benar2 mampu memuaskan libidonya. sangat jauh dibandingkan anton yg hanya bertahan 5 menit setiap kali mereka melakukan hubungan suami isteri. sodokan sodokan batang penis Amirudin masih luar biasa enaknya.
tiba2 pintu dari sebelah ruangan terbuka. kedua insan yg masih dlm posisi senggama terkejut luar biasa.

pak Hamid, kanit arsip berusia 55 thn berdiri tegak memandang mereka. beliau tdk menyangka ruangan arsipnya dipake u bercinta. ada aroma marah yg luar biasa di mata orang tua itu. setelah kejadian itu, jaksa Amirudin diskors dan tdk boleh menangani perkara oleh atasannya. ada laporan lisan dari pengadilan negeri ke kejaksaan tinggi atas tindakannya yg tdk senonoh itu sedangkan Nina dibebaskan dari segala tuduhan. tepat sebulan kemudian. Nina menerima telpon dari seseorang. nomernya tdk Nina kenal.
“ya…siapa?”
“selamat siang bu Nina” terdengar suara diseberang.
“siapa ya?” tanya Nina
“Amirudin bu. saya Amirudin. masih ingat bu?” suara diseberang terdengar dg nada ceria.
Nina lemas mendengar suara itu.

Cerita Dewasa Jaksa Jahanam

Posting Cerita Dewasa Jaksa Jahanam ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.


Cerita Dewasa Belajar ML

$
0
0

Cerita Dewasa – Hyper Sex adalah sebutan yang cocok buwatku, karena aku selalu meminta lebih dengan
pacar-pacarku dulu. setiap kali aku berhubungan Sex degan pacarku, aku gak mau jika hanya
bermain sekali, minmal aku minta maen sampai 5-6 kali baru aku bisa merasakan kepuasan
yang sangat nyata.

Kalau pacarku tidak kuat mengatasi birahi Sex ku yang tinggi, aku
mencari lagi cowok yang dapat membuatku mencapai kepuasan. Sampai akhirnya pacar-pacarku
tidak ada yang bisa memuaskan nafsu Sex ku akhirnya aku mensiasati dengan menikah dengan
dua laki-laki agar nafsu Sex ku yang liar bisa terpuaskan.
Mas yoga adalah suamiku yang pertama, orangnya sangat penyabar sekali jadi dia tidak
mempermasalahkan aku memiliki suami lagi karena dia juga tau kalau aku hyper Sex. Dan
bahkan mas Yoga juga pernah melihatku disetubuhi oleh mas eros suamiku yang kedua didepan
matanya. Namun mas Yoga diam saja, karena dia tak mampu memuaskan aku. Begitu halnya
dengan mas eros, suamiku yang kedua, sifatnya sama persis dengan mas Yoga, hampir gak ada
bedanya. Dari segi hubungan Sex mereka berdua sama saja, jadi aku baru bisa merasa puas
jika aku disetubuhi oleh kedua suamiku bergantian. Namun hal itu jarang pernah terjadi
karena kesibukan kedua suamiku yang sering keluar kota secara bergantian. Jadi gak pernah
dua suamiku dirumah secara bersamaan.

Suatu hari aku diajak oleh mas yoga ke tempat kerjanya karena ada acara kantor. Aku yang
tak pernah ikut mas yoga kemana-mana pun sekejap merasa canggung, namun mas yoga
menyaknkanku dengan memuji kecantikanku malam itu dan membuatku PEDE dan akhirnya aku mau
diajak ke tempat mas yoga bekerja. Sesampainya disana, suasananya sangat ramai sekali, mas
yoga yang bertemu dengan teman-temannya pun meninggalkanku. Aku yang merasa bingung mau
ngapain lalu menolah-noleh dan akhirnya aku melihat bu Thalia dan aku langsung nyamperin
bu thalia di tempatnya berdiri. Bu thalia ini adalah istri dari jhoni teman kantor mas
yoga. Dan “Eeeehh…Bu thalia, sendirian ya??” tanyaku membuka percakapan. “Eeehh..mbak
Rien, enggak kok, sama papahnya, tuuh disana” jawabnya. “Waah sama donk bu, aku juga
ditinggal sama papahnya disana” jawabku sambil menunjuk arah mas yoga.

“Mbak Rien tambah seksi ajah yaaah” ucap bu thalia. “Aaaahhh enggak buk, biasa aja kok
buk, dari dulu badanku segini-segini aja kok, gak pernah berubah” jawabku. “Aaaahhh tapi
mbak Rien seksi banget kok, aku iri liat penampilan mbak Rien” kata bu thalia. “Bu thalia
bisa aja” jawabku. “Apa siih rahasianya biar bisa awet seksi gitu mbak??” tanya bu thalia.
“Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya. “ Burung apa Mbak”
kejarnya penasaran. “Burung.. Burungnya Mas Yoga” bisikku kubuat serius. “AH! Mbak guyon!”
jawab bu thalia. “Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku. “Itukan biasa Mbak” kata bu
thalia. “Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya ”
jelasku. “Jeng Thalia ML dengan Dik Jhony berapa kali seminggu?” lanjutku. “ Paling sekali
ya kadang dua kali Mbak ” jawabnya. “Kalau ML apa saja yang jeng Thalia lakukan ?” tanyaku
lagi.

“Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja ” jawabnya. “
Lho ya sudah gimana to jeng, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan
apakah jeng Thalia selalu dapat mencapai puncak ?” “Itulah Mbak masalahnya, saya sering
ditinggal menggantung ” jawabnya sambil menerawang. “ Terus” tanyaku. “Ya kalau sudah
begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan
rumah Mbak ” terusnya. “Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Yoga selalu mencapai
puncak bahkan berkali-kali lho ” jawabku. Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan
rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya. “Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar
dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita
jadi optimal ” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter. “Oooh itu to Mbak rahasianya.. !”
celetuknya. “Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tau kan jeng Thalia belum tentu
bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya. “ Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak
sabar. “Bahkan kalau jeng Thalia Mbak suruh belajar sama Mas Yoga juga belum tentu mau”
lanjutku sambil berbisik. “Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku.

Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi Thalia sempat berbisik
sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung
aja ama Mas Yoga. Seminggu setelah itu ketika itu jam 7 malam, Eros baru datang dari
Jakarta sedang aku lagi ada tamu jepang jadi aku bermaksud memberi blowjob Eros sedang Mas
Yoga masih malas-malasan didekat kami berdua, tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan
Eros sudah hampir telanjang maka Mas Yoga yang mengangkat telepon.
“Halo selamat malam” salam Mas Yoga, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana. “Ya benar,
mau bicara dengan Mbak Rien..? Sebentar ya, dari siapa? Thalia! Oh jeng Thalia, Thalia
Jhony ?” tanya Mas Yoga. Mendengar itu aku bangkit, Eros terpaksa melepaskan dekapannya
padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Thalia dapat main kerumah
sehingga kuminta Mas Yoga menugaskan Jhony keluar kota untuk supervisi selama 3 hari.
“Halo jeng Thalia kok tumben nelpon malam-malam ” sapaku memulai percakapan. Kami ngomong
panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi
tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Yoga, atau melihat saja kami yang
mempraktekkannya berdua. Thalia penasaran masa aku dan Mas Yoga mau bercinta dilihat orang
lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Thalia, lain tidak lagian cuma
sebatas cara- cara pemanasan. Thalia rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku
dan jawabannya.

“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jhony dinas luar ” jawabnya.
“Ya sudah to main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore
” jawabku.
“Tapi Mbak,” “Apa?” “Aku malu sama Mas Yoga, ..” jawabnya.
“ Nggak papa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku.
“ Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku.. ” pintanya mengakhiri
pembicaraan.

Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah Thalia kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan.
Kuminta Eros bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Yoga yang akan menerima
Thalia. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku.
Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Yoga yang saat
itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu. “Malam Mbak,” sapa Thalia
begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Yoga. Thalia pakai baju agak ketat sehingga dadanya
yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu
isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia
pakai celana jean tampak seksi sekali bokongnya. “Malam, wah.. Jeng Thalia nggak nyangka
lho kalau bisa main kerumah nggak kesasarkan ?” tanyaku. Setelah menyilahkan Thalia duduk
kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Yoga
dapat melihat air muka Thalia yang jengah tahu kalau ia juga mulai terpancing birahinya.
Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga Thalia dan kami tetap tidak
mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, Thalia gelisah.

“Mbak sudah malam nih Thalia mau mohon pamit ” pintanya tapi matanya nampak sayu.
“Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak ” jawabku sambil memandang Mas Yoga
penuh arti.
“Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Yoga ”. Aku mendekati Mas Yoga dan kucium dia dibibirnya denga
mesra dan lembut.
“Nggak papa kan Mas?” pintaku Mas Yoga menganggangguk sambil memelukku, kami berciuman,
dan saling raba di depan Thalia, sementara Thalia kulihat merah padam mukanya melihat
adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali.
“Beginilah kami melakukannya jeng, ” kataku menjelaskan seperti dosen aja.
“Ah.. Mbak, Thalia jadi bingung nih.., Thalia pulang aja ya Mbak ” pintanya tapi nggak
beranjak.

“Ayolah.. nggak papa” kami berpelukan mendekati Thalia yang mulai kayak cacing kepanasan.
Mas Yoga tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang
diduduki Thalia, terus dipegangnya kedua tangan Thalia, Thalia menunduk malu-malu.
“Mbak.. Tapi cuma sebatas cara pemanasan aja lho Mbak ” pintanya sambil memandangku.
“Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Thalia ” jawab Mas Yoga
sabar.

Perlahan disentuhnya dagu Thalia dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat
perlakuan seperti itu dari Mas Yoga Thalia memejamkan mata, perlahan Mas Yoga mencium
bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Thalia mendesah, diulanginya ciuaman itu oleh Mas Yoga
dengan menempelkan bibirnya agak lama, Thalia mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas
Yoga dan Mas Yoga mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Thalia
dan menarik badan Thalia kepelukannya.

Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk bedempetan. Mas Yoga mulai meraba
dada Thalia yang membusung, dan Thalia mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling
lumat dan saling hisap. Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Yoga
meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju Thalia jari-
jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah. Thalia melenguh seperti
sapi disembelih begitu tangan Mas Yoga mancapai putingnya dan menjepinya dengan dua jari.
Sementara itu mulut Mas Yoga mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa disadari Thalia tangan kanan Mas Yoga telah menyelinap ke punggung Thalia dan
melepaskan kait BH Thalia maka tampaklah buah dada Thalia yang kencang dan menantang,
tanpa membuang kesempatan langsung Mas Yoga melumat putingnya.

Thalia mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya
secara reflek menggerayang bagian depan Mas Yoga dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus
mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Yoga malah memberi
kesempatan pada Thalia menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting
Thalia, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya. Thalia tak henti-
henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan
makin romantis. Thalia sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di
tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Yoga belum melepaskan
piayamanya dengan posisi diatas Thalia tapi batangnya sudah nampak mengacung karena
diurut-urut Thalia. Perlahan Mas Yoga menggigit pinggiran CD Thalia dan menariknya kebawah
sehingga bugil Thalia masih tenang mungkin karena melihat Mas Yoga tidak melepaskan
piyamanya. Mas Yoga mulai mejilati perut Thalia turun ke arah pusar terus menciuminya dan
meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Thalia, diperlakukan begitu Thalia
meracau tak karuan. “Aduh Mas.. Mbak Thalia nggak tahan.. oh Mas Yoga ” Aku memberi kode
pada Eros, saat itu Mas Yoga telah membenamkan mukanya di selangkangan Thalia, menjilati
klitoris Thalia, Thalia dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan
kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah.

Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah
sehingga memudahkan untuk penetrasi. Perlahan Mas Yoga mundur dan Eros yang telah
telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, Thalia masih tenggelam dalam kenikmatan
yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Yoga, tidak menyangka bahwa ada pergantian
posisi dibawah. Eros langsung mengenggam palkonnya dan mengarahkan ke lubang surga Thalia,
dengan presisi Eros menghentak dan bles..! “Ahh Mas aku nggak mau.. nggak mau ” sambil
meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Eros langsung
mengunci kaki Thalia maka Thalia hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan
rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ahh Mbak.. Mas..
Kalian curang aduhh.. Oh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta..
Hhaan.. ”jerit Thalia sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang
pertanda orgasme sampai. Eros mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur
bahkan dibiarkannya Thalia menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak
sadarkan diri.

Setelah nafas Thalia aga teratur perlahan Eros mulai memompa karena itu perlahan Thalia
mulai membuka matanya dan.. Mbak kok bukan Mas Yoga.. !” teriaknya panik sambil mau
berontak tapi kuncian Eros dan kocokan-kocokan palkon Eros di memeknya membuat dia tak
berdaya. “ Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Yoga saja, ” teriaknya lagi.
“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Yoga untuk siap-siap
menggantikan posisiku. Mas Yoga mendekat dan mulai melumat puting Thalia yang sebelah kiri
sementara tangan kirinya meremas- remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan
bertubi-tubi dari bawah dan atas Thalia menjadi naik birahi lagi.. “Ahh.. Mbak, Mas gimana
ini kok begini to, ahh nikmat Mbak.. Thalia nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras..
” ceracaunya Thalia mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.

Erospun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai
orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Yoga langsung menggantikan posisi Eros
mengocok vagina Thalia dengan palkonnya tanpa memberi kesempatan pada Thalia untuk
mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala kontol Eros di depan Thalia sambil mengocok-
ngocok batangnya.. Dan.. Creett.. Crett.. Cret.. Kuminum sperma Eros yang tumpah
dimulutku. Thalia melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas
Yoga.

Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda- tanda Mas Yoga
dan Thalia akan mencapai puncaknya dan.. “Aaahh Mas aku nggak kuat.. Aku.. ” begitu teriak
Thalia menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Yoga memberi kesempatan untuk mengambil nafas
sambil sesekali masih mengocok vagina Thalia pelan-pelan. “Sini Mas.. Sini Mas..” pinta
Thalia pada Mas Yoga sambil tangannya menggapai-gapai. Mas Yoga mengakhiri kocokannya dan
mencabut kontolnya dan menyorongkannya ke mulut Thalia, sambil tetap tiduran terlentang di
sofa dikulumnya kontol Mas Yoga yang sudah bengkak dan berenyut-denyut.

Akhirnya.. Crett.. Crett.. Crett Muncratlah sperma Mas Yoga di mulut Thalia, Thalia
menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-
sisa sperma diujung kontol Mas Yoga. Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas,
sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. Thalia mengerling padaku. Waktu itu
sudah jam 11 malam. “Mbak Rien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku. “ Lho
kan jeng Thalia sendiri yang keterusan.. ” jawabku. “Ahh Mbak ni lho, Thalia jadi malu ama
Mas Yoga.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Eros. “ Adiknya
Mas Yoga! Eros” jawabku. “ Jeng Thalia mau pulang..?” tanyaku lagi. “ Ya deh Mbak, sudah
malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya. Aku dan Eros mengantar Thalia pulang sedang
Mas Yoga tunggu rumah, di jalan Thalia berterimakasih sama Eros, katanya baru kali ini dia
mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. Thalia bahkan berani
mencium Eros di depanku saat ia turun dari mobil.

Setelah mengantar Thalia pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Yoga dan Eros
katanya mereka tak pernah membayangkan wanita lain selama ini karena sebenarnya selama ini
mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku. Tapi hadirnya Thalia membuat mereka tambah
bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan Thalia bahkan saat hari
terakhir Thalia minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai isteri aku
tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya Thalia dapat sedikit
mengobati kegelisahanku. Pembaca yang budiman sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku
Thalia, Eros dan Mas Yoga melakukan ini. Thalia tambah rajin memelihara dirinya dan ia
makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Yoga walau demikian kami semua bahagia dan senang
di setiap waktu.

Cerita Dewasa Belajar ML

Posting Cerita Dewasa Belajar ML ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Mumpung Ada Penyalur

$
0
0

Cerita Dewasa – Nenek aku yang di Jakarta tiba tiba sakit kemudian sekeluarga pergi kesana keculai aku karena aku tidak bisa ninggalin kegiatan sekolah, berangkatlah mama, papa, kakaku Reny, aku yang dari pagi menonton tv merasa bosan kemudian untuk mengisi waktu aku bersih bersih rumah saja, waktu aku bersihin kamarnya Mbak Reny tak sengaja aku menemukan kepingan VCD.

Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Reny dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh.
Tadinya aku bermaksud mengembalikan vCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film.

Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi.

Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget.
Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!!

Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan,
“Oohh.. oohh..”
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.
Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya.
“Gawat!” pikirku.
“Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”.
Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Andi pacar Mbak Reny dari Bandung.
“Halo Ulfa sayang, Mbak Renynya ada?”
“Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Andi dulu?”
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.

Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Andi. Mas Andi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Reny cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih.
Aku mempersilakan Mas Andi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Andi yang keren, kubayangkan Mas Andi sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Andi ama Mbak Reny lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.
“Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Andi nonton TV aja nggak papa kan?”
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!”

Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah.

Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Andi menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Andi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Andi. Mas Andi tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.
“Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?”
Mas Andi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player.”
Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
“Oh iya deh.”
Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya.
“Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?”
Mas Andi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.
“Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Reny lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he yaa.. enak sih.”
Mas Andi tersipu mendengar ledekanku.

Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Reny lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.
“Ehh glek bagusan punyamu.”
“Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
“Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!”
Mas Andi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.
“Sekarang giliran aku liat punya Mas Andi!”

Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Andi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Andi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
“Wah gede banget! Aku isep ya Mas!”
Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”

Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Andi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.
“Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas”
Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.
“Auwh geli nikmat aah ouw!”

Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.
“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
“Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”.
Mas Andi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.
“Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”

Mas Andi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku.
“Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..”
Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.
“Au.. sakit”
Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Reny tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
“Au.. sakit..”

Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Andi memompa pantatnya maju mundur.
“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!”
“Aakh! Aakh! Auw!”
Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.
“Ooh.. lebih keras, lebih cepat”

Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami.
Tapi Mas Andi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku,
“Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
“Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”
“Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor”
Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan
“Aah mau orgasme Mas..”
Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Andi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.
“Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!”
Aku mencabut vaginaku lalu Mas Andi duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.
“Crupp.. slurp.. mmh..”
“Oh yes.. kocok yang kuat sayang!”
Mas Andi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.
“Crupp crupp slurp!”
“Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!”
Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu
“Croot.. croot..”

Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.
Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

Cerita Dewasa Mumpung Ada Penyalur

Posting Cerita Dewasa Mumpung Ada Penyalur ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Pegawai Koperasi

$
0
0

Cerita Dewasa – Kantorku ayng mendapat proyek dari BUMN memaksa aku untuk tinggal dikantor selama setahun lamanya karena memang proyek ini proyek besar, kantorku yang berada di lantai 3 ada bermacam macam toko yang mana ada kantin , bank, kalau di lantai 1 terdapat swalan kecil kecilan. Ada 3 orang pegawai koperasi yang melayani toko ini, 2 diantaranya cewek. Seorang sudah berkeluarga, satu lagi single, 22 tahun, lumayan cantik, putih dan mulus, mungil, sebut saja Mei namanya.

Awalnya, aku tak ada niat “mengganggu” Mei, aku ke toko ini karena memang butuh makanan kecil dan rokok. Mei menarik perhatianku karena paha mulusnya “diobral”. Roknya selalu model mini dan cara duduknya sembarangan. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Mei ternyata genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”. Niatku makin menggebu setelah Mei tak menunjukkan kemarahan ketika beberapa kali aku menjamah paha mulusnya dan bahkan sekali aku pernah meremas buah dadanya.

Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya. Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian. Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Ternyata pada pagi hari ketika toko baru buka atau sore hari menjelang tutup adalah waktu-waktu “aman” untuk mengganggunya. Kenakalanku makin meningkat.

Mulanya hanya mengelus-elus paha, kemudian meremas buah dada (masih dari luar), terus menyusupkan tangan ke BH (kenyal, tak begitu besar sesuai dengan tubuhnya yang sedang), lalu menekan-nekan penisku yang sudah tegang ke sepasang bulatan pantatnya yang padat. Bahkan Mei sudah “berani” meremas penisku walau dari luar. Entah kenapa Mei mau saja kuganggu. Mungkin karena aku memakai dasi sehingga aku dikiranya manager di BUMN ini, padahal aku hanya staf biasa di perusahaanku. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien.

Aku makin penasaran. Aku harus bisa membawanya, menggeluti tubuhnya yang padat mulus, lalu merasakan vaginanya. Mulailah aku menyusun rencana. Singkatnya, Mei bersedia kuajak “jalan-jalan” setelah jam kerjanya, pukul 5 sore. Tentang waktu ini menjadi masalah. Walaupun jam kerja resmiku sampai pukul 17, tapi aku jarang bisa pulang tepat waktu. Seringnya sampai jam 19 atau 20. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Tak bisa, terlalu malam kena marah mamanya, katanya.

Okelah, nanti cari akal mencuri waktu. Pada hari yang telah disepakati, Mei akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki. Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. Kulihat Mei berdiri di tepi jalan, tapi tak sendirian. Bu Maya (sebut saja begitu) kawan sekerjanya yang telah berkeluarga ada di sampingnya. Celaka. Tadi Mei bilang sendirian. Kalau bawa orang lain bisa terbongkar belangku oleh kawan kantor. Hal ini sangat kuhindari.
“Bu Maya cuma mau nebeng sampai halte”, kata Mei seolah mengetahui kekhawatiranku. Syukurlah. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu.
“Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Mei”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti.
Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Kalau sudah ada cewek duduk di sampingku, seperti biasa mobilku langsung cari hotel, wisma, guest-house, atau apapun namanya yang bertebaran di daerah Setia Budi.
Daerah yang sudah beken di antara para peselingkuh, sebab sebagian besar tempat-tempat tadi menyediakan tarif khusus, tarif “istirahat” antar 3-6 jam, 75 % dari room-rate.

Mei membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang makin terbuka ketika duduk di mobil. Penisku mulai bangun membayangkan sebentar lagi aku bakal menggeluti tubuh mulus padat ini.
“Ke mana Mas..”, tanya Mei ketika aku menghidupkan lampu sein ke kanan mau masuk ke Hotel GE.”Kita cari tempat santai..”, jawabku.”Jangan ah. Lurus aja”.
“Ke mana..”, aku balik bertanya.
“Kata Mas tadi mau jalan-jalan ke Lembang..”.
Aku jadi ragu. Selama ini Mei memberi sinyal “bisa dibawa”, tapi sekarang ia menolak masuk hotel. Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Memang pada waktu yang bersamaan aku menyalip motor dan si pembonceng sempat melihat kelakuan tanganku.

Kami sampai di Lembang. Aku bingung. Tadi sewaktu aku mau belok kiri ke Hotel “Kh” lagi-lagi Mei menolak. Mau ngapain di Lembang? Ke Maribaya? Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik.
“Kita minum dulu ke sini, ya..?”, ajakku untuk mampir di tempat minum susu segar yang biasa ditongkrongi anak-anak muda.
“Mau minum susu? Engga.., ah. Mendingan minum susu Mei aja..”. Aku tak heran, bicaranya memang suka “nyrempet”.
“Boleh..”, kataku sambil memindahkan tanganku dari paha ke belahan kemejanya, menyusup ke balik BH-nya, meremas.
Tak ada penolakan. Daging bulat yang ‘mengkal’. Tak begitu besar tapi padat. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Celanaku terasa sesak. Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Kanan kembali ke Setia Budi. Kiri ke arah Tangkuban Perahu. Kulepas tanganku dari “susu segar” Mei, aku belok kiri. Tangan Mei kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya.
Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Berbahaya sebenarnya. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.

Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli Mei? Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap.
“Mau makan jagung?”, tanyanya.
“Iya”, jawabku. Makan “jagung”-mu.
Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Gelap dan sepi. Segera kurebahkan jok Mei sampai rata, kuserbu bibirnya. Mei menyambut dengan permainan lidahnya. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. Mei melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling.
“Jangan khawatir.., aman”, kataku.
“Mau minum susu..?”, tawarnya. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. Mei menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Dengan gemas kulumat habis-habisan buah dadanya.

Sekarang tonjolan putingnya lebih jelas, karena mengeras. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Rambut kelaminnya yang tak begitu lebat itu kuusap-usap. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya.
“aahh”, desahnya.
Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Ia meremas.
“Buka kancingnya Sar..” Mei menurut, dengan agak susah ia membuka kancing, menarik ritsluiting celanaku dan “mengambil” penisku yang telah keras tegang.
Beberapa menit kami bergumul dengan cara begini. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Mei berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami.

Mei cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Sementara aku kembali ke tempatku. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. Toh tidak akan kelihatan. Kami berlagak “alim” sampai kedua orang itu lewat.
Kembali kami bergumul. Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. Pintu vagina Meipun sudah basah. Saatnya untuk mulai. Kupelorotkan CD Mei. Tapi, masa kutembak di mobil? Rupanya Mei berpikiran sama.
“Jangan.., Mas.., banyak orang..”
“Makanya.., kita cari tempat, ya..”
Mei berberes sementara aku menstart mobil. Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang.
“Si joni udah engga tahan ya..”, goda Mei.
“Iyyaa.., sini..”, kuraih tangannya menuju ke penisku. Dielus-elus.
Tempat terdekat yang sudah kukenal adalah Hotel “Kh”, sedikit di bawah Lembang. Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh.
“Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya.
“Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Mei diam saja.
“Di sini aman, deh Sar..”.
“Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali.
“Ayolah.., Sar, sebentar aja, sekali aja..”.
“Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sekarang udah kemaleman. Saya takut dimarahin Mama”, Aku diam saja, jengkel.
“Bener.., Mas. lain kali saya mau..”, katanya lagi meyakinkanku.
Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan. Aku kembali menuju Bandung. Kira-kira 100 m sebelum hotel GE, kembali aku membujuk Mei untuk mampir. Lagi-lagi Mei menolak sambil sedikit ngambek. Aku terus tak jadi mampir.

Sampai di jalan lurus menjelang terminal Ledeng, macet sekitar seratusan meter. Tempat ini memang biasa macet. Selain keluar/masuknya angkot, juga ada pertigaan jalan Sersan Bajuri. Iseng mengantre, kuambil tangan Mei ke penisku yang masih belum “kusimpan”, Mei menggosoknya. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Mei memberi tawaran yang nikmat.
“Mau dicium..?”.
“Dengan senang hati”.
Segera saja Mei membungkuk melahap penisku yang sudah tegang lagi. Kepalanya naik turun di pangkuanku. Nikmatnya.., Baru kali ini aku menyetir sambil dikulum. Aku memperlambat jalan mobilku, menikmati kulumannya sambil mata tetap mengawasi kendaraan lain.
Sementara rasa nikmat menyelimuti bawah badanku, deg-degan juga dengan kondisi yang “aneh” ini. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Situasi ramai. Kuminta Mei melepas kulumannya, banyak orang lalu-lalang.

Lepas dari kemacetan kembali Mei memainkan lidahnya di leher penisku. Ada untungnya juga jalanan macet. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Oohh.., sedapnya lidah itu mengkilik-kilik leher dan kepala kelaminku.
Nikmatnya bibir itu turun naik menelusuri seluruh batang penisku. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.
Menjelang pertigaan Cihampelas Mei melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling.
“Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah.
“Hampir Cihampelas”, jawabku.
“Mampir ke Sultan Plaza.., ya Mas..”.
“Mau ngapain?”.
“Mama tadi pesan”.
Okey, mendadak aku ada ide untuk melepaskan ketegangan selepas-lepasnya tanpa terpecah konsentrasi. Aku masuk ke Plaza, cari tempat parkir yang aman, di belakang bangunan. Sengaja kupilih tempat yang gelap. Kucegah Mei membuka pintu hendak turun.
“Oh ya.., sini Mei rapiin”. Kutarik kepala Mei begitu ia membungkuk akan merapikan celanaku.
“Terusin.., Sar..”, perintahku.
Mei bangkit lagi. Kukira ia mau menolak, tahunya hanya melihat sekeliling. Aman. Kembali kepala Mei turun-naik mengulum penisku. Kini aku bisa konsentrasi ke rasa nikmat di ujung penis. Mei memang pintar berimprovisasi.

Kelihatannya ia sudah biasa ber-oral-seks. Lidahnya tak melewatkan seincipun batang kemaluanku. Kadang ditelusuri dari ujung ke pangkal, kadang berhenti agak lama di “leher”. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun.
Terkadang nakal dengan sedikit menggigit. Aku bebas saja mendesah, melenguh, atau bahkan menjerit kecil, tempat parkir yang luas itu memang sepi. Ketika mulutnya mulai melakukan gerakan
“hubungan kelamin”, perlahan aku mulai “naik”, rasa geli-geli di ujung sana semakin memuncak. Saatnya segera tiba.
“Dicepetin.., Sar..”. Mei bukannya mempercepat, malah melepas.
“Uh, pegel mulut saya..”.
“Sebentar lagi.., Sar..”.
Kembali ia melahap. Kali ini gerakan kepalanya memang cepat. Aku menuju puncak. Mei makin cepat. Sebentar lagi.., hampir..! Mei mempercepat lagi, sampai bunyi. Hampir.., hampir.., dan “Creett”, Kusemprotkan maniku ke dalam mulut Mei. Aku melayang.
“Uuhh” Mei melepaskan kulumannya, “Crot..”, kedua dan seterusnya ke celana dan perutku.
“Iihh.., engga bilang mau keluar.., jijik..”, katanya sambil mencari-cari tissu.Aku rebah terkulai. Sementara Mei membersihkan mulutnya dengan tissu.
Beberapa saat kemudian.
“Yuk.., Mas.., turun”.
“Entar dong..”, Aku bersih-bersih diri. Celaka, noda yang di celana tak bisa hilang.
“Kamu sendiri deh”.
“Sama Mas dong..”.
“Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu.
“Bajunya engga usah dimasukin”, sarannya. Betul juga.
Akhirnya aku membayar belanjaan Mei. Aku diminta ikut belanja karena maksudnya memang itu. Aku juga memberinya uang dengan harapan agar lain kali bisa kusetubuhi.

Esoknya ketika aku membeli rokok, Mei kelihatan biasa saja tak berubah. Masih genit dan sedikit manja. Peristiwa semalam tak mengubah prilakunya. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya.
Pernah suatu pagi sekali tokonya belum buka tapi Mei sudah datang sendirian sedang merapikan barang-barang, kukeluarkan penisku yang sudah tegang karena sebelumnya meremas dadanya.
Kuminta Mei mengulumnya di situ.
“Gila..! entar ada orang”.
“Belum ada.., ayo sebentar aja”.
Diapun mengulum sambil was-was. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. Kuluman sebentar, tapi membuatku exciting.
Setiap ada kesempatan untuk pulang jam 5, aku selalu mengajak Mei. Beberapa kali ia menolak. Macam-macam alasannya. Sedang mens, mau ngantar adik, ditunggu mamanya. Sayang sekali, sampai Mei pindah kerja aku tak berhasil menidurinya.

Tapi kemarin, setelah hampir 2 tahun, aku ketemu Mei di BIP berdua dengan teman cewek. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House. Jelas aku mencatat nomor teleponnya. Letak tempat kerjanya tak jauh dari kantor itu. Hanya, kemungkinan ketemu kecil, sebab proyekku di kantor itu telah selesai. Aku penasaran!

Cerita Dewasa Pegawai Koperasi

Posting Cerita Dewasa Pegawai Koperasi ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Bermain Janda Montok

$
0
0

Cerita Dewasa – Siang itu panas panasnya terik matahari dimana ada janji dengan clientku waktu sangat berlalu dengan cepat dimana jam menunjukan pukul 12 siang mungkin kalau aku sampi kantor pasti pada sepi karena pada makan siang di luar kantor, kemudian dari dai pada aku begong sendirian dikantor mending aku menuju ke kantor istriku Tary dimana istriku bekerja sebagai wiraswasta di daerah Tomang.

Oww Mas Tommy tumben dating kemari mas ?? “Filia bertanya denganku dia adalah seketaris Tany.
“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
“Mmm Tany ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tany
sekalian meeting dengan customer sukri lagi Filia suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tany..”celoteh Filia yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya.
Aku masuk ke ruangan Tany, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk
Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini malah sampe disini, ketemu ama Filia oh ya Filia sebenarnya adalah sahabat Tany waktu kuliah, janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda.

Orangnya cantik, ramah cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg juga gede. Pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu putih jadi tampak kaya orang sakit-sakitan walaupun kata Tany. Filia orangnya sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin Kubuka laptopku dan kunyalakan kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini daripada aku hrs ngobrol sama Filia, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik wow di kantong tas laptopku terselip sebuah CD wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tany.

Mmmm Asia Carera lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan aksi kasar Rocco Si fredi
“Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton apa tuuuh sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Filia bagaikan suara petir disiang bolong dengan nada menggodaku
“Ah kamu bikin kaget aja ngg dingin boleh deh mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget sial lagiiii. aahh masa bodo laahh toh Filia bukan anak kecil.. Filia masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk..
“Mas Tommy boleh dong Filia ikutan nonton mumpung lagi istirahat kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Filia sambil cengar cengir bandel..
“ha kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan agak kaget juga, ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi
“Woo bintang kesayangan Filia tuuuh..”sahut Filia yang berdiri di belakang kursiku
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Filia setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang
“Iya tapi dulu waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Filia enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Filia menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain Suasana hening tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan. Bahkan beberapa kali kudengar Filia menghela nafas panjang ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang dan beberapa kali kudengar desisan lembut.

Seperti luapan ekspresi yang kuartikan Filia sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat.
Tapi kali ini masak onani di depan Filia..? ampuuuunn siaal lagiii..!
“Kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Filia yang desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada busa sandaran kursi yang kududuki
“Mmm hhh.. apanya yak..? iih mas Tommy nanyanya sok ga tau..”sahut Filia sambil mencubit pundakku entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Filia yang sedang mencubit mmm Filia membiarkan tanganku menangkap tangannya
“Kamu ga cape, berdiri terus duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Filia, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat Filia yang memang gede
“Pantat Filia kegedean sih mas”kata Filia sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Filia menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..?

Kembali perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat dimana tangan kami masih saling menggenggam dan menumpang diatas paha mulus Filia
“Iiih Gila Filia sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Filia mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya
“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi
“Apalagi”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya kini pantat montok Filia mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak berlemak Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami.
Kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut mmm tangan Filia melingkar erat di leherku dengan gemetaran kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya

Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Filia dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya sentuhan pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Filia menggeliat resah dan menggerang gemas rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B sebab buah dada Tany istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Filia Tiba-tiba Filia meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.

“Ooohh mas Tommy suudaah mas hhh.. hhh jangan mas, Filia ga mau menyakiti Tanyhh ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya
“Ada apa dengan Tany..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia ayo sayang waktu kita tak banyak nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini
“Ampuuun mas, oooww Filia ga tahaaan hh..hh ssshhh”rengek Filia memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya Blazer hitam yang dikenakan Filia sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan dibalik blazer hitam.

Tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih. mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan. Buah dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya.

“Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Filia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku. Adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak.
“Mas.. janggaaan teruskan Filia takuut Tany datanghhh hhh “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul lembah payudara Filia yang dalam itulah yang kini menggodaku maka kubenamkan wajahku ke dalamnya lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma parfum mahal kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.
“Ampuuuunnn maaass. iiiihhh gellliii aaahh mmmssssshhh.. ooohh”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari. dan menemukannya di selangkanganku bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus tanganku menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub.

Filia tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana Filia mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan terdengar derit retsluiting. Ternyata jemari lentik Filia membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku sesaat kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Filia makin lebar saja mata Filia yang menatap jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut

“Aaaah mass Tommyy mana mungkin Filia sanggup menolak yang seperti ini hhhh. ssss.sssshhh lakukan mas.. oohhh toloong bikin Filia lupa segalanya mas Filia ga tahhaan”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.
Kurebahkan tubuh montok Filia di meja kerja Tany yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh Filia diatas meja itu. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar monitornya.

Sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Filia yang sangat becek mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya seperti halnya Filia, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas meja. Filia sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Filia tergelar tubuh Filia kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya.

Sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi. “Ayoooo maasss lakukan sekaraaang Filia ga tahaaannhh..hhh “rengek Filia memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Filia yang sudah berlendir licin.

Tubuh Filia meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Filia merentang lebih lebar kedua tangannya mencengkeram keras lenganku sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya baru tiga perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu.
Kembali tubuh montok Filia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya. Sepasang kaki Filia membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh
“Mas Tommy tau kenapa Filia suka Rocco Sifredi..?”bisik Filia dengan tatapan mata mesra kujawab dengan gelengan kepalaku
“Perih-perih nikmat kaya sekarang ini Filia pingin disetubuhi Rocco Sifredi ayoo mas.. beri Filia kenikmatan yang indah”bisik Filia sambil mengerling penuh arti,

Belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya.
Kembali suara erangan dan rintihan Filia mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya. “Punya kamu sempit banget Din aku seperti menyetubuhi perawan”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga.

“Punya mas Tommy aja yang kegedean kaya punya Rocco Sifredi Filia suka sama yang begini gemesssiiin hhh hhhoohhh mmmaasss”belum selesai kalimat Filia, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Filia kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang.
“Teeruuuss maaasss ammppuunn nikkmaaat bukan main.. oooohhh aaaaaahhh eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Filia.

Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Filia Wajah cantik Filia semakin gelisah mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar alisnya yang runcing semakin berkerut apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas

“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss. Diii..naa ga tahaann. mmmmmhhh!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar. Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Filia sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah akibatnya tubuh Filia semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tany kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya

“Ammmpppuuunnn. oooohhh nnnggghhh. niikmmmaattnya. hhoooo.”suara Filia seperti menangis pilu Ya ammmpppuunn. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku.
Kemudian mengembang lagi enam atau tujuh kali berulang membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Filia Tubuh Filia tergolek lunglai nafasnya tersengal-sengal.

Tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya.

Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Filia Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang Filia membuka matanya yang kini tampak sayu.
“Ssssshh mmm luar biasa.”desah Filia sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya.

Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Filia, Filia memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku
Woooww leherku disosotnya dengan laparnya jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku aku dibuat mengerang oleh aksinya
“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu Filia boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.
Kurasakan pantat montok Filia bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan kontolku
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhhhhh! sampe pingsan Filia juga mauuuuuhhhhhh!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih Tany istriku wajib berguru pada Filia.

PikirkuTapi rupanya Filia tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga Wajah Filia semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar
“Ooooww my God ayo sayaaang Filia masih kuat”desisnya berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara hampir 2 jam aku dan Filia berrpacu birahi diatas meja kerja Tany.

Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku aku tak peduli erangan dan rintihan Filia yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang keluarkan.. di di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Filia tahu gelagat ini diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku dan aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Filia.

Dengan lincah Filia mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu Filia mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku. Hwwwoooohhh!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan.

Filia duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar..
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas?”celetuk Filia sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan peju mas Tommy bikin badanku terasa segarha.. ha..ha..”sambut Filia sambil ketawa ngakak
“Waaakks mati aku mas, Tany dateng tuuuhh!”Tiba-tiba Filia loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan akupun segera melakukan tindakan yg sama waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam pasti milik Filia, segera kusambar masuk ke tas laptop dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tany.
“Yaaang chayaaang. bukain doong”suara Tany sambil mengetok pintu kamar mandi
“Hei.. bentar sayang dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tany langsung menerobos masuk busyeet Tany menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel aku makin gugup
“Sssshhhh untung kamu dateng say ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tany horny berat”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex. Meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tany istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat tanpa membuka pakaiannya Tany langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang.

Pantat Tany kalah montok dibanding Filia, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tany sdh lolos dari tempatnya
“C’ mon darling. hajar liang cinta Tany dari belakang”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tany mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya. Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style”lebih menyengat”katanya sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda Dalam posisi doggie style.

Tany memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tany, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tany yang tak sebecek Filia. Untungnya Tany adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tany mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tany tanpa ampun.

“Tommm Tommmy gilaaa aaahkk niiikkmaaatt bangeeett!!!”jeritan kecil Tany itu dibarengi dengan tubuh sintal Tany yang gemetaran hebatpantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini.
“Ma kasih Tommy chayaang”kata Tany sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.
Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tany masih berendam di bath up. Filia sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tany, kudekati dia
“Ssshh nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Filia kelaci mejanya mata Filia melotot dengan mimik lucu
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tany tak ikut keluar dari ruangan.
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Filia.. yang ternyata sangat menggairahkan.

Cerita Dewasa Bermain Janda Montok

Posting Cerita Dewasa Bermain Janda Montok ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Jilbab Kepepet Gad Ada Uang

$
0
0

Cerita Dewasa – Suatu malam saat aku pergi ke restoran kecil untuk bersantai dan menuliskan ceritaku, tiba tiba hapeku berbunyi, kring kring kringgggg…
Hallo mas Wawan sekarng dimana udah di tempat kita janjian? Tanya seorang pria yang diseberang sana.
“Iya sudah kamu kesini saja aku di meja no.3”
Tak berapa lama datanglah pemuda yang umurnya 24 tahun mendekatiku.
“ini aku membawa teman kenalin namanya Bagas”
Segera aku berdiri sambil menyambut tangannya.
“kau punya nomornya?” tanyaku, setelah kami berdua duduk dan ia memesan sebotol minuman ringan.
Ia tidak menjawab, namun tersenyum lalu mengeluarkan flashdisk dari saku kemejanya. Segera kubuka, dan di folder “ELDA” aku menemukannya. Sebuah foto wanita cantik berjilbab cekak dengan tubuh montok terbalut kemeja ketat tersenyum padaku.
“ini ceweknya?” tanyaku pada Bagas.

Dia mengangguk-angguk sambil tersenyum nakal. Bagas adalah kenalan yang kutemui di forum dimana petualang dan hunter sepertiku berkumpul didunia maya. Dia adalah seorang mahasiswa tua sebuah universitas islam di kota Y. Dia mengatakan padaku bahwa dia tahu seorang gadis cantik dan berjilbab mahasiswi kampusnya yang sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya. Dari Bagas aku tahu bahwa gadis ini punya kehidupan yang glamor sehingga sering menggunakan uang kiriman ortunya di kampung untuk bersenang-senang, sehingga akhirnya punya tunggakan uang SPP yang besar.
“Hallo,” katakku membuka pembicaraan di telepon
“Hallo… siapa ini?” terdengar jawaban dengan suara yang lirih merdu di seberang sana.
“Ini Elda?” tanyaku.
“Benar. ini siapa yah?”
“Mmm… kenalin, ini Wawan…
“Mmm.. tau nomor saya dari siapa yah?”
“Dari temen Elda.”
“Denger-denger Elda butuh uang yah?”
Terdengar suara Elda berubah bergairah dan bersemangat.
“Iya! Kok tahu? Ni siapa sih?”
“Ini temen… gini da… aku ada nih, sedikit uang buat kamu pake dulu… tapi aku juga mau minta bantuanmu nih…” kataku memulai menyerang.
“Mmm.. bantuan apa? Boleh deh…” kata gadis cantik itu.
“Aku pingin kenalan sama Elda… gimana kalo besok sabtu siang kuajak Elda ke sebuah tempat wisata? mau yah? Lagi butuh temen ngobrol nih…”
Agak lama tidak terdengar jawaban dari Elda. Aku sempat khawatir, jangan-jangan dia nggak mau dan langsung mutusin hubungan. “Hallo?” kataku ngetes.
“Iya deh… tapi cuman ngobrol kan?” katanya terdengar khawatir.
“Iya…” jawabku sekenanya.
Nanti kalo sudah kena rayuan mautku dia tak akan bisa berkata takut-takut seperti ini, pikirku.
“Ok.. ketemu di depan gerbang kampusmu yah, besok sabtu siang…” kataku menutup telepon.

Sabtu siang pukul 11, matahari bersinar cerah, secerah harapanku akan seorang gadis alim berjilbab yang akan kuperawani. Si Bagas juga tidak minta apa-apa kecuali dia bilang kalau juga ingin ikut menikmati si Elda. Aku sih tidak Masalah, aku justru semakin bergairah jika menikmati seorang gadis cantik montok berjilbab seperti Elda bersama beberapa rekan. Mobil BMW sewaanku berhenti didepan gerbang kampus Elda, tepat didepannya. Aku keluar mobil, lalu melihat sekeliling. Baru sebentar, aku sudah menemukannya. Gadis cantik itu berjalan mendekat ke mobil. Semakin dekat dan melihatnya langsung, aku baru mengerti kenapa Bagas bilang dia dapat nilai 11 jika harus memberi nilai 1-10.

Tubuh tinggi semampai sekal dengan balutan kemeja batik ketat dengan lengan sambungan hitam ketat. Rok jeans yang ia pakai juga ketat, menampakkan samar kaki yang sekal. Senyum di wajahnya yang putih bersih semakin menawan dengan lesung pipit di pipinya. Jilbab hitam yang ia kenakan dililitkan ke lehernya membuatnya semakin senawan. Segera aku mengulurkan tangan, bersalaman dengan tangannya yang halus. Elda tersenyum.
“Mas Wawan yah? Kenalin, Elda.” Katanya.
“Kita mau kemana sih?”
“Jalan-jalan aja…ngobrol-ngobrol. Mau yah. Masih butuh uangnya khan?” tanyaku.
Elda pun mengangguk.
Akhirnya dia berhasil kuajak Masuk kedalam mobil dan segera kubawa ke villa yang sudah kusiapkan. Selama perjalanan, aku bercakap-cakap dengannya untuk mendalami dirinya dan mengetahui kelemahannya. Setelah beberapa lama bercakap, aku yang sangat pandai dalam merayu dan mendekati cewek akhirnya dapat mengorek bahwa ternyata Elda sudah pernah merasakan orgasme, namun belum sampai ngeseks.
Selama ini dia cuman dioral oleh mantan pacarnya yang sudah tiga bulan putus. Tentu saja dia menceritakannya dengan malu-malu, dan dengan sedikit paksaan menggunakan ancaman uang yang jadi kartu as ku.

Bahkan dalam perjalanan aku sudah bisa mulai merangsangnya, meremas-remas paha sekalnya dari luar roknya sampai mengelus-elus vaginanya dari luar roknya. Elda yang berbaju ketat itu hanya bisa menggigit bibir menahan birahi yang menerpanya. Ia tak berani menolak karena takut aku tidak meminjamkan uang yang ia butuhkan. Akhirnya menjelang sampai di villa dia hanya mendesah dan merintih karena kurangsang. 1 jam kemudian sampailah kami di vila yang kusewa, ternyata Bagas belum kelihatan. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari keramaian, hanya hamparan hutan dan padang rumput di sekelilingnya, tidak ada tetangga atau vila lain dalam radius ratusan meter.

Vila tersebut sangat besar dengan 5 kamar tidur dan kolam renang yang besar, bangunan untuk pengurus vila terletak jauh di belakang yang dihubungkan jalan setapak melewati taman. Tentu saja aku sudah memesan agar tidak diganggu. Kemudian segera kutarik Elda ke teras depan dimana aku duduk sambil menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan. Langsung saja dia kutarik duduk di pangkuanku. Tanpa ada perlawanan yang berarti, kupeluk tubuh sekal Elda dan ku cium pipi mulusnya di kursi teras depan diselingi angin sepoi daerah pegunungan yang dingin.
“Jangan maas..” kata Elda sedikit berontak.
“Gak apa-apa… nikmati aja… katanya mau pinjem uang…” kataku sambil terus mempererat pelukanku dan terus menciumi pipinya.
Dia hanya diam. Elda yang bertubuh sekal mulus itu Masih terus berontak, namun seperti hanya agar tidak kehilangan harga dirinya. Aku tahu dari desahan nafasnya yang menderu dan gerakan tubuhnya yang seakan menikmati gesekannya dengan tubuhku, sesungguhnya Elda terangsang hebat.
Tanpa menunggu lama, tanganku segera menjelajah ke tubuhnya yang menantang, buah dada adalah sasaran pertamaku, Masih terasa kenyal dan padat seperti yang kurasakan beberapa waktu yang lalu.

Kuremas dengan penuh nafsu pada kedua bukit di dadanya dari luar kemeja ketatnya secara bergantian, sementara tanganku satunya membuka satu persatu kancing bajunya. Sekali terbuka langsung kulepaskan baju ketatnya dan melemparkannnya ke lantai teras, dan tampaklah buah dadanya yang putih mulus dengan berbalut bra satin biru tua, sungguh kontras dengan kulitnya yang putih mulus, menambah sexy tubuhnya. Lengan sambungan hitam ketat juga semakin menambah gairahku.

Ciumanku mulai mendarat di pangkal lehernya yang tidak tertutup jilbab, tanganku tidak pernah lepas dari dada Elda. Elda yang bertubuh sekal itu hanya menggelinjang dan mendesah ketika lidahku menjelajahi lehernya, terus turun hingga bahu dan berputar di sekitar dada. Dinginnya udara pegunungan tidak dapat mengusir panasnya birahi kami berdua. Terlarut akan gairah, Elda menjambak rambutku ketika putingnya kukeluarkan dari bra-nya dan kupermainkan dengan lidahku, sambil tanganku membuka retsleting roknya, dan mulai menyelinap di baliknya, menjelajah di sekitar pangkal pahanya yang Masih tertutup celana dalam halus. Terasa lembab dan basah di antara pahanya.
“Sshh.. agh..!” desahnya di dekat telingaku semakin membuat gairahku memuncak.

Akhirnya dengan sekali sentil di kaitan bra, maka terlepaslah bra dari tempat semestinya. Kini terpampang tepat di wajahku kedua belahan buah dada yang putih montok milik Elda dengan puting yang kemerahan Sungguh indah dan menantang untuk diremas dan dikulum. Maka segera kudaratkan bibirku di antara kedua bukit itu dan kembali lidahku menjelajahi kulit mulus itu terus mendaki ke puncak bukit. Kuputar-putar jilatanku di sekitar putingnya sebentar, lalu kukulum putingnya dan kusedot dengan gigitan-gigitan ringan nan nakal. Elda makin menggelinjang, pantatnya mulai digoyang-goyangkan di pangkuanku, sehingga menekan dan menggesek-gesek kemaluanku yang sudah menegang.

Tangan kiriku sudah Masuk di balik celana dalamnya yang basah. Mulanya satu jari Masuk ke liang vaginanya, kemudian dengan dua jari kukocok vaginanya sambil kusedot kedua putingnya secara bergantian.
“Aaghh.. yess.. yaa.. truss.. sshh..!” desah Elda yang sudah terpapar birahi itu makin kencang tidak perduli dengan suasana sekitar, bahwa kami Masih di teras villa. Goyangan pantatnya makin kencang seirama kocokan jariku di vaginanya. Kemudian kutarik dia berdiri, dan dengan sekali hentakan roknya kuperosotkan ke bawah, hingga tinggal celana dalam yang Masih menempel. Kini Elda yang cantik itu semakin seksi dan menggairahkan, hanya menggunakan jilbab hitam, sambungan lengan hitam dan kaus kaki putih.

Aku yang sudah tidak tahan langsung menekan pundaknya agar jongkok di depanku, lalu tergesa-gesa kulepas kaosku. Kubuka retsleting celanaku dan kukeluarkan alat kebanggaanku dari sarangnya. Elda memejamkan matanya dan menggeleng-geleng. Aku tahu, Elda baru sekali ini melihat penis laki-laki secara langsung. Segera kurayu sambil kutepuk-tepukkan penisku ke wajah dan pipinya yang halus, lalu kugesek-gesekkan ke bibirnya mungilnya. Terasa bibir indahnya bergetar menyentuh ujung kejantananku yang menegang.

Ujung kejantananku sudah basah, pelan-pelan lidah Elda keluar dan mulai menari-nari di lubangnya. Kuambil satu tangannya lalu kutuntun mengocok batang penisku. Kepala kejantananku sudah berada dalam kuluman mulut manisnya, sementara tangannya kutuntun menjelajah ke bawah ke kantong bolaku. Aku begitu terangsang dan kelojotan kenikmatan dibuatnya. Kupegang kepalanya dan kugoyangkan pinggulku sehingga aku dapat mengocok mulutnya dengan kejantananku. Meskipun Elda tidak dapat mengakomodasi semua kejantananku yang 17 cm panjang dan 4 cm diameter, tapi Elda cukup memberi rangsangan dengan menggoyang-goyangkan kepala saat kukocok mulutnya. Elda seperti kewalahan menghadapi kocokanku di mulutnya.

Kuangkat tubuhnya, kutarik celana dalamnya ke bawah hingga terlepas lalu kutelentangkan di meja teras tubuh telanjangnya. Baru kali ini aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjang Elda, begitu putih mulus dan padat berisi. sungguh beruntung aku dapat ikut menikmati tubuh indah dan seksinya. Aku jongkok di antara pahanya, kucium aroma khas dari vaginanya yang sudah basah, kembali kuMasukkan jariku ke liang vaginanya sambil kujilati klitorisnya yang merah mudah dan dikelilingi rambut halus tipis di sekelilingnya.

Elda mengerang dan menggerak-gerakkan pinggulnya seakan memaksaku untuk meMasukkan lebih dalam lidahku ke vaginanya. Jilatan lidahku langsung menelusuri bibir vaginanya hingga akhirnya mengganti kocokan jari tangan dengan kocokan dan jilatan lidah di vagina basahnya. Elda kembali mendesah atau lebih tepatnya teriak histeris dalam gelombang kenikmatan. Tidak mau ‘menyiksa’-nya lebih lanjut, maka aku berlutut dan mengatur posisiku di antara kakinya yang kurentangkan. Aku tahu, lubang vagina perawan Elda terlalu sempit untuk ukuran kejantananku.
Dengan perlahan kuusap-usapkan kepala kejantananku di bibir vaginanya. Aku tidak mau terlalu bernafsu untuk segera meMasukkan ke dalam, karena itu akan membuat Elda kesakitan.

Setelah kurasakan cukup, perlahan kudorong kejantananku Masuk sedikit demi sedikit sambil menikmati expresi di wajah cantik Elda ketika menerima kejantananku di vaginanya yang sempit. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya yang mungil dan tangannya meremas pinggiran meja.
Aku menghentikan sesaat doronganku untuk memberi Elda kesempatan bernapas, kemudian kulanjutkan untuk membenamkan sisa dari batang kejantananku di vagina Elda. Terasa ada yang robek, bersamaan dengan jerit kesakitan Elda.

Aku berhasil memerawani Elda. Setelah semua Masuk, kudiamkan sejenak untuk membiarkan Elda terbiasa dengan penisku, juga menikmati expresi wajah Elda yang berubah memerah karena mulai bisa menikmatinya.
“Sshh.., pelan maass..!” katanya pelan bercampur desahan.
Perlahan kutarik kejantananku keluar dan meMasukkan lagi dengan pelan, semakin lama semakin cepat hingga aku dapat mulai melakukan kocokan-kocokan ke vaginanya.
“aduuh…auww.. maass.. auuhh.. yahh…mmhh.. enaakk.. pelaannh…! jerit sakit Elda itu pelan-pelan berubah menjadi desah nikmat.
Tangan Elda sekarang meremas kedua buah dadanya sendiri yang dari tadi bergoyang-goyang mengikuti goyangan atas kocokanku. Dipilinnya sendiri kedua putingnya sambil tetap mendesah dan mengerang dalam kenikmatan birahi. Kunaikkan kedua kakinya ke pundakku, sesekali kujilat dan kukulum jari-jari kakinya sambil mengocok vaginanya, Elda makin menggelinjang.
“Ougghh.. maass.. aaku..”

Belum sempat Elda menyelesaikan desahannya, kulihat tubuhnya menegang dan kurasakan denyutan dan remasan dari dinding vaginanya. Kemudian tubuhnya terkulai lemas di atas meja teras, aku Masih belum menyelesaikan hasratku, bahkan belum separuhnya terpenuhi.
“Udah maass, istirahat dulu, aku capek banget, lemes nih..!” katanya memelas padaku.
Tidak kuperdulikan permintaannya, kocokanku makin kutingkatkan frekuensinya. Elda melotot padaku, tapi jadi tambah cantik dan lebih menggairahkan.

Kemudian kutelungkupkan tubuhnya di atas meja dan kakinya berlutut di lantai, aku Masih ingin menikmati anal sex padanya. Kuusapkan kejantananku yang basah di analnya, tapi Elda menolak, akhirnya aku mengalah dan membimbing kejantananku ke vaginanya. Maka tanpa menunggu lagi, kusodokkan kejantananku dengan keras ke vaginanya.
“Aauugghh.. yess..!” Elda menjerit kaget, tapi terus berlanjut dengan kenikmatan.
Kupegangi pantatnya dan kutarik maju mundur seirama dengan kocokanku. Dengan posisi seperti doggie style, penetrasi kejantananku di vaginanya dapat masuk ke dalam dan kurasakan kepala kejantananku menyentuh seperti rahimnya.

Kocokanku semakin lama semakin keras menghantam dinding vaginanya, kuputar-putar pantatku untuk memberikan gairah erotik pada Elda. Kedua tangan Elda kupegang dan kutarik ke belakang, kini Elda bergantung pada tangannya yang kupegangi. Tidak lama kemudian kepalanya digoyang-goyangkan pertanda dia kembali mengalami orgasme hebat, tapi tetap aku tidak mau menghentikan kocokanku. Aku kembali duduk di kursi, Elda kutarik ke pangkuanku. Perlahan Elda menurunkan pantatnya sehingga kejantananku melesak mulus masuk ke vaginanya.

Kini giliran Elda yang kubiarkan memegang kendali. Elda mulai menggoyang goyangkan pantatnya, sehingga kejantananku terasa dipelintir di dalam vagina. Kusedot dan kupermainkan puting buah dadanya yang bergoyang-goyang di depan wajahku. Elda kembali mengimbangi permainan ini dengan posisi seperti itu dia bebas berkreasi, baik bergoyang maupun turun naik, ganti aku yang dibuat kelojotan olehnya. Dari expresi wajahnya aku yakin dia sudah orgasme untuk kesekian kali dengan posisi seperti ini. Elda sungguh menikmati posisi seperti ini.

Aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatan ketika tiba-tiba kudengar bunyi klakson mobil dari luar pagar, tentu saja mengganggu kenikmatan dan konsentrasi kami berdua.
“Sialan..!” gumamku karena puncak yang sudah hampir terengkuh buyar begitu saja.
Malam itu, aku sedang santai di ruang tengah villa ketika Elda selesai mandi dan masuk ke ruangan itu. Segera kuhampiri gadis berjilbab itu. Baju yang tadi kembali ia kenakan, kembali membuatku terangsang ingin menelanjanginya. Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau Elda sudah tidak memakai celana dalam di balik rok panjangnya, yang memang tadi sudah kuperintahkan begitu. Kembali aku mencium Elda , Bagas yang sudah tak tahan mendatangi Elda dari belakang, dengan kasar disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat Elda yang telanjang.

Bagas mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat Elda yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Bagas untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku. Elda sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Bagas sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, Elda menerima kocokan Bagas dari belakang.

Sementara Bagas memegang pinggulnya untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Elda mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Bagas. Sodokan dan hentakan Bagas dapat kurasakan dari pelukan Elda .
“Yeah.. uugghh.. yess..!” desah Elda makin keras di telingaku. Segera kubuka retsleting celanaku, dan kutuntun tangannya untuk mulai mengocok kejantananku yang sudah sangat tegang.

Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan ciuman serta jilatan di wajahnya. kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Bagas padanya. Setelah berhenti sebentar, segera kulepas baju dan roknya, Bagas juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang.
Kini kami semua sudah telanjang bulat, kecuali Elda yang Masih memakai jilbab dan kaus kaki yang membuat aku dan Bagass emakin bernafsu. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga. Elda membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Bagas makin mempercepat tempo permainannya.

Kami bergeser ke meja, Elda telentang di atas meja dan Bagas mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas. Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Bagas kembali ke vagina Elda , dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada Elda sambil memilin putingnya dengan ringan.
“Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..!” desahan Elda yang tertahan keluar di sela kulumannya.
Ketika aku hampir memuncak, Bagas menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Bagas, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina Elda .
“Aauugg.. saakitt..! Pelaan..!” teriak Elda sambil melepas kulumannya pada kejantanan Bagas.
Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras.
Tidak lama kemudian Bagas menyemprotkan spermanya di mulut Elda , Elda yang sudah benar-benar dikuasai birahi terlihat menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Bagas hingga bersih.

Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina Elda bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.
Akhirnya malam itu aku dan Bagas terus menggilir mahasiswi berjilbab itu sampai pagi. Dia sempat pingsan kelelahan namun kubangunkan dengan menanam penisku dalam-dalam ke vaginanya. Pagi itu kami bertiga kembali ke kota dengan perasaan gembira. Terlihat Elda sangat kelelahan melayani dua pejantan semalam suntuk.

Cerita Dewasa Jilbab Kepepet Gad Ada Uang

Posting Cerita Dewasa Jilbab Kepepet Gad Ada Uang ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Selaput Daramu

$
0
0

Cerita dewasa – Aku sekarang kuliah di universitas negeri Bandung, dan aku punya kenalan yang bernama Rika teman kuliahku tipe dia pendiam tidak banyak omong tapi kalau sudah kenal orangnya supel seperti yang kau rasakan sekarang menjadi temannya, dengan jilbab yang menghias wajahnya semakin manis dan body montoknya. Pernah sekali aku melihat dia memakai baju biasa tanpa jilbab, waktu aku main ke kostnya. wow, ternyata Rika sangat sexy.

Namun pemandangan itu hanya sebentar saja, karena dia cepat-cepat mengganti baju tidurnya dengan pakaian jilbabnya. Hal itu mengingatkan aku akan kakakku dan semakin membuatku ingin menjamah tubuhnya. Namun selalu saja dia bisa menolak. Paling-paling, kami hanya berciuman, namun tidak pernah lebih dari itu.

Siang itu Rika kuajak jalan-jalan, hutan wisata yang ada di sebelah Utara kota B. Setelah parkir, akupun mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol dan strategis buat pacaran. Begitu dapat, kami pun asyik ngobrol ngalor ngidul. Tak sengaja, tanganku asyik mengelus-elus jemarinya di atas pahanya. Rikapun menatapku dengan sayu. Segera kucium bibirnya yang mungil. Rika pun menyambut dengan antusias. Lidahnya dengan lincah memilin lidahku hingga membuatku tersengal-sengal. Kudekap erat tubuhnya, sambil tangan kananku mencoba meremas remas pantatnya yang bahenol dan dia tidak menolaknya.

Tubuhnya pun bergetar hebat. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan mengusap pahanya yang ternyata sangat mulus sekali ketelusupkan jemariku ke dalam celana dalamnya.
“Mas, jangan ahhh, malu dilihat orang” katanya sembari mencoba mencegah tanganku beraksi lebih lanjut.
“Pindah tempat yuk, yang lebih aman,” ajakku sambil terus mencoba meremas payudaranya.
Rika langsung menggelinjang.

Terasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, tanda bahwa Rika mulai terangsang hebat. Matanya yang sayu jadi tampak mesum, tanda Rika dilanda rangsangan berahi yang amat dahsyat. Kamipun segera berbenah diri, membetulkan pakaian yang sempat berantakan. Kami pun segera pulang dan ku ajak Rika ke rumah kontrakanku, karena aku di kota B mengontrak rumah mungil dan tinggal sendirian. Saat itu, hari sudah gelap.

Sebenarnya aku sudah nggak tahan lagi ingin mencium dia lagi, dan tahu sendirilah selanjutnya. Tapi gimana lagi, lha wong Rika hanya diam terpaku. Aku jadi malah takut, jangan-jangan dia menyesal telah mau kuajak nginap di rumahku.
“Em, lagi mikirin apa? Kok termangu-mangu ?” tanyaku sambil menghampirinya.
Rika hanya memandangku sekilas.
“Sudahlah, tiduran saja di kasur, aku nanti biar tidur di sofa. Aku janji nggak akan menyentuhmu kecuali kalu Rika pengen,” kataku lagi sambil menuju sofa.

Tiba-tiba Rika menangis dan kuberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Rika tak menolaknya. Setelah agak tenang kubisiki dia bahwa dia tampak cantik malam ini apalagi dia mengenakan jilbab yang aku sangat suka akan wanita yang mengenakan jilbab.
Rika tersenyum dan menatapku dalam, lalu memejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, dia menerimanya. Kucium dia dengan lebih galak dan dia membalasnya, lalu tangannya merangkul pundakku. Kami berciuman dengan penuh nafsu.
Kusibakkan jilbabnya yang menutupi lehernya lalu aku turun ke lehernya, Rikapun mendesah
“aaaahh.” Mendengar itu kuberanikan meremas payudaranya yang montok.

Rika mendesah lagi, dan menjambak rambutku. Setelah beberapa saat kulepaskan dia. Rika sudah terangsang, kuangkat baju panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang sangat kusukai, kumulai meremas payudara yang masih terbungkus branya, diapun melenguh terangsang. Lalu mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang pas dalam genggaman tanganku, dengan punting merah-coklat cerah yang telah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Rika hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya. Kulanjutkan menyingkap rok panjangnya, dia memakai CD warna hitam berenda transparan sehingga tampak sebagian rambut kemaluannya yang lembab. Sengaja aku tidak melepas jilbabnya dan pakainya, karena Rika tampak lebih sexy dengan hanya memakai jilbab dan pakaian yang tersingkap.

Kumulai menurunkan CD hitamnta dan WOW, ternyata jembutnya tidak terlalu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya di bagian atasnya. Dan kemaluannya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan mulai basah.
“Kamu rajin mencukur ya,” tanyaku.
Dengan wajah memerah dia mengiyakan. Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan kugigit kecil dengan gigiku, Rika menggelinjang keasyikan, dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan.
Tangan kananku mulai memainkan clit-nya, ternyata sudah banjir, kugesek klitorisnya dengan jari tengahku, perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar.

Seirama dengan sapuan lidahku di puntingnya, Rika makin terangsang, dia bahkan menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke payudaranya,
“Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.
Kira-kira 5 menit dari kumulai, badannya mulai mengejang dan
“Mas… Rika… mo… keluaaaarrr!” Sambil berteriak Rika orgasme, denyutan kemaluannya kurasakan di tangan kananku. Rika kemudian berdiri.
“Sekarang giliranmu,” katanya.
Celanaku langsung dilucutinya dan akupun disuruhnya berbaring. Salah satu tangannya memegang kemaluanku dan yang lain memegang zakarnya, dia mengelusnya dengan lembut
“mmmmhhh…,” desahku.
“Enak ya, Mas.”
Akupun mengangguk.

Rika mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, kocokannya sungguh nikmat. Aku heran, sejak kapan dia belajar mengulum dan mengocok kemaluan lelaki. Nampak dia sudah sangat mahir dalam urusan kocok mengocok kemaluan laki-laki.
“Belajar darimana Rik, kok lincah banget?, tanyaku.
“Hmmm, aku pernah liat BF bareng teman-teman di kostku. Kayaknya enak banget, dan ternyata memang benar,” jawab Rika sambil terus mengulum kemaluanku.
Rika tampak sexy dengan jilbab yang masih terpasang diwajahnya, namun payudaraya keluar karena kaosnya terangkat keatas. Bibirnya yang mungil sibuk melumat habis kemaluanku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.
“Mas, kont0lmu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku makin terangsang nich.”
Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, dia mau. Kemaluananya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Rika masih asyik mengocok kemaluanku. Saat itu aku baru menikmati lagi kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.
Aku mulai menjilati kemaluannya, harum sekali bau sabun dan bau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap cairan yang sudah keluar, tiba tiba dia berteriak saat kuhisap kemaluanya keras-keras.
“Masss… I lovvve ittt, babbyy”, dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena kenaluanya sedang kujilat dan saat itulah aku rasakan cairan wanita lagi selain punya kakakku dulu yang asam-asam pahit tapi nikmat. Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum keluar dan aku bilang ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan.

Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan kont0lku ke sela-sela pahanya yang menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Baru dijepit pahanya saja, rasanya sudah di awang-awang. Apalagi kalau kemaluanku bisa masuk ke kemaluanya. Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku. Rika memandangku dengan sayu. Segera kukulum puting payudaranya yang tampak mengeras itu, kontan dia melenguh hebat.

Ternyata puting payudaranya merupakan titik rangsangnya. Dengan diam-diam aku mulai menempelkan kemaluanku ke dalam kemaluanya yang ternyata sudah basah lagi. Kugesek gesek dan ku tekan tekan kemaluanku ke kemaluannya karena aku tidak mau mngambil keperawanannya, karena aku sangat mencintai dan menyayanginya. Saat aku berada di atas Rika, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku mulai menekannya dengan nafsu dan
“Mass… aku mauuu keluaarrr” dan aku juga menjawabnya
“Em… kayaknya akuu jugaa maauu…” nggak sampai 2 atau 3 detik, badanku dan Rika sama-sama bergetar hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari kemaluanku diatas kemaluannya dan aku juga merasa ada yang membasahi kemaluanku dengan amat sangat.

Setelah itu, Rika terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan mukanya. Aku mulai membelai-belai rambutnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas. Keesokan harinya aku terbangun dan melihat Rika sudah memakai pakaian dan jilbabnya dengan rapi, kemudian dia memelukku serta berkata
”Mas makasih kamu tidak mengambil keperawanku, padahal aku sudah tidak tahan lagi untuk merasakan kemaluanmu yang besar itu” Aku tersenyum lalu aku bilang
“selaput daramu nanti akan aku minta pada malam pertama setelah kita menikah nanti”
Setelah kejadian itu, kami sering melakukan lagi tapi hanya sebatas oral dan petting saja.

Cerita Dewasa Selaput Daramu

Posting Cerita Dewasa Selaput Daramu ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

PDKT Versi Jaman Jadul Vs Jaman Online

$
0
0

Xi8iX.Com – Jaman dulu anak muda mainnya surat-suratan, nah kalau jama modren sekarang sudah pada instant. Tidak perlu susah-susah lagi mengirim surat berjumpa muka malu-malu kucing, titip salam lewat radio. dll

Lagi naksir seseorang
Jaman dulu: Sok-sok pinjem buku, pinjam catatan. Balikinnya pake disampulin ditempelin puisi cinta atau teks lagu kangennya Dewa19 yang lagi ngetop. Berharap target membaca.

Jaman sekarang: Semua status di FB bakal di like dan di comment dengan sangat manis, meskipun status yang bersangkutan sangat tidak bermutu dan sangat tidak penting.

Niat telepon
Jaman dulu: Tanya nomor telepon ke teman satu geng si target, kalau udah dapat pura-pura tanya PR atau pinjam buku catatan, itu juga teleponnya sembunyi-sembunyi kalau rumah pada kosong. Malu kalau ketahuan orang rumah kalau kita lagi sukaan sama seseorang. Telepon juga tidak bisa lama-lama, karena biaya telepon mahal, lewat dari 10 menit pasti orang tua sudah mondar mandir di tempat kita telepon. Kalau mau telepon di tempat umum, pura-pura tukarin uang dulu di mbak-mbak penjaga game ding-dong. Tukar uang seribu, yang buat maen cuma 1 keping 100 perak biar ga curiga kalau tukar duitnya cuma buat telepon di telepon umum seberang jalan.

Jaman sekarang: Tanya nomor HP, ga butuh no telepon rumah. Resiko kalau telepon ke rumah doi, ntar di interogasi bapaknya yang serem. Kalau sudah dapat nomor HP, sms dulu, ga PEDE kalau langsung telepon. Diawali topik yang ga berguna seperti lagi ngapain? Kalau ga di balas, rasanya pengen nelen HPnya. Kalau di smsnya di balas bakal berlanjut ke telpon-teleponan. Apalagi sekarang tarif selular makin murah, terutama kalau pakai provider yang sama.

Niat Interlokal
Jaman dulu: Tunggu bubaran film layar emas di RCTI, karena udah kadung cinta meski pacar pindah kota pun, komunikasi harus lancar. Setelah jam hemat telepon deh. Itu juga tidak berani telepon dari rumah karena sudah ada larangan dari orang  tua. Jadinya malam-malam cari wartel. Udah di belain tunggu malam, jalan luamyan jauh, ternyata wartel tutup, tapi ada juga wartel yang buka sampe larut malam dan makin malam malah makin ramai. Persis kayak agen porkas yang lagi nungguin pengumuman nomor yang menang.

Jaman sekarang: Apa itu Interlokal? telepon ya telepon aja kaleee langsung ke HP. Ribet amat telepon musti tunggu malam.

Titip salam lewat radio
Jaman dulu: Kalau mau jam 2 siang sepulang sekolah udah standby didepan telepon, padahal acara request dan salam-salaman baru mulai jam 3 siang. Secarik kertas bertuliskan nama-nama sahabat di sekolah yang mau disalamin udah tertulis rapi, jangan sampe ada yang ketinggalan. Mulai dari Unyil, Usrok, Melani, Pak Raden, Bu Bariah semua disebut. Tidak ketinggalan request lagunya Puput Melati yang judulnya Aku Anak Sehat. Spesial salam buat Ucrit, Ilu, Imu, Inu. Demikian yang tertulis dikertas itu, sebelum acara request dimulai, tangan udah mulai pencet-pencet nomer telepon stasiun radio yang dimaksud. Tapi nadanya udah sibuk mulu, dan begitulah seterusnya dalam 2 jam kedepan, jari-jari berlomba memencet nomer telepon yang tidak kunjung tersambung juga. Hal yang sama terjadi kalau ada quiz di radio yang berhadiah tiket gratis nonton.

Jaman sekarang: Cukup sms aja, atau bisa via BBM, Wall FB, Twitter. Telepon cuma buat yang pengen eksis aja tiap hari suaranya nongol di radio. Untuk Quiz radio juga bisa dilakukan dengan cara yang sama.

Cari kost-kostan
Jaman dulu: Pasti tanya kostnya ada menyediakan teleponnya atau tidak, tiap habis subuh biasanya seisi kost ga tidur, berharap ada telepon dari kampung. Kalau ada telepon dari kampung dan disuruh pulang, pasti di gosipin mau dijodohkan. Susah jaga rahasia kita lagi dekat  sama siapa, wong telepon bersama juga. Mau punya gebetan, punya selingkuhan, baru putus, baru jadian, seisi kost pasti langsung update kabarnya.

Jaman sekarang: Kalau cari kost pasti tanya kostnya ada menyediakan WIFI atau tidak. Lebih parah lagi, tanya kostnya campur cow dan cew ga, Boleh ajak teman nginep atau tidak.

Kirim-kiriman surat
Jaman dulu: Ke gramedia langsung ke bagian fancy, pilih-pilih set amplop dan kertas surat yang wangi dan warnanya pun merah hati dan bergambar Hello Kitty. Tidak lupa membeli boxy agar tulisan rapi dan mudah dibaca oleh si doi. Meski sering telat, tapi kehadiran surat selalu dinantikan. Untung pak pos sadar diri bahwa dirinya yang dinanti oleh penghuni kost-kostan putri, tetapi sepucuk surat dari masing-masing kekasih hati.

Jaman Sekarang: Email aja gan, ketik dulu yang rapi di word, upload foto-foto di FB, kabarin dia via sms, BBM, Line, Whatsup kalau email udah terkirim.

Waktu hari raya
Jaman dulu: Lagi-lagi gramedia jadi tujuan untuk pilih-pilih kartu lebaran. Beragam kartu lebaran yang berbeda desain dan ukuran dipilih untuk teman-teman.

Jaman sekarang: Kalau hari raya Sms aja gan, beli pulsa yang banyak atau beli kartu baru yang kasih promo SMS gratis. Kirim dah Smsnya ke semua nomor yang ada di phonebook. Atau bisa juga pakai BBM dan broadcast ke semua contact BBM yang ada.

Ribut sama pacar
Jaman dulu: Berhari-hari tidak telepon atau ditelepon. Ribut lebih banyak langsung tatap muka, bisa di rumah, bisa di tempat umum dan jadi tontonan gratis. Kalau putus juga kabar tidak cepat tersebar.

Jaman sekarang: Berantem via sms sampe inbox penuh, mata udah ngantuk banget juga doi masih sms terus lanjutin berantem. Tidur ga tenang, bangun sebentar langsung cek HP lagi ada sms baru atau missed calls atau tidak. Tidak cukup disitu, status FB yang tadinya merried atau in a relationship, tau-tau jadi single atau open relationship. Perubahan status seperti ini yang kemudian jadi celah oportunis.

Chatiing
Jaman dulu: Janjian dulu via telepon. Biasanya untuk yang LDR nih. Diatur jadwal rutin tiap hari apa dan jam berapa. Jauh-jauh kewarnet sambil bawa-bawa disket 3,5 inch segebok, kalau dibawa jalan didalam tas bisa bunyi klotak-klotak kayak tukang parti panci lagi lewat. Chat pake mIRC karena belum punya email sendiri, makanya tidak bisa akses yahoo messenger juga. Kalau salah satu meleset jadwal chatnya, bisa dipastikan bakal ribut panjang tuh.

Jaman sekarang: Mau dimana aja bisa. HP kita-kita kan udah canggih gitu, tidak kayak jam om atau tante yang masih primitif. Sekarang mau chat sambil boker pun bisa cin.

Mau ke-WC
Jaman dulu: Masuk WC kaki kira dulu, keluar WC kaki kanan dulu.

Jaman sekarang: Kalau mau ke WC update dulu dong di foursquare. Jangan sampe posisi mayor of WC kost-kostan tergeser sama penghuni kost yang lain.

Pass sekolah
Jaman dulu: Biar doi senang, dibeliin komik dragon ball / Serial cantik kesukaannya, sayangnya doi ga sabar baca dirumah, langsung dibaca dikelas. Langsung deh disita sama guru. Mana harus urusan sama BP pula.

Jaman sekarang: Gara-gara satu kelas tukeran video Briptu Norman via bluetooth, semua HP yang disalahgunakan saat jam pelajaran disita sama guru.

Ngajak nonton konser musik
Jaman dulu: Nonton malam kesenian sekolahan sebelah aja, mumpung bintang tamunya Pure Saturday.

Jaman sekarang: Pokonya kita harus nonton Incognito nih yang ntar dikira ga ngerti musik lagi. Sampe disana mereka cuma bisa senyum-senyum bego sambil goyang-goyang kepala, emang aslinya tidak ngerti musik. Asal bisa gaya di depan teman-teman mereka. “Nih semalam gw habis nonton Incognito ama yayang gw, ga kayak elo yang cuma bisa goyang-goyang tangan nonton BBB nyanyi lipsync di Dahsyat”.

PDKT Versi Jaman Jadul Vs Jaman Online

Posting PDKT Versi Jaman Jadul Vs Jaman Online ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.


Cerita Dewasa Penakluk Wanita

$
0
0

Cerita Dewasa – “Jadilah diri sendiri, sudah hilang masa dimana manusia hidup dalam ketakutan akan pandangan orang lain. Bagiku orang seperti itu adalah kera, sedang aku sudah berevolusi menjadi manusia yang sebenarnya. Tidak ada manusia yang selalu benar di muka bumi ini, maka kenapa takut berbuat salah. Yang penting memang itulah aku apa adanya.”

Itu mottoku selama ini. Tak ada yang salah dengan motto itu, karena aku dapat apa yang aku ingin dan aku bahagia. Jika ada yang tidak suka, tuntut saja aku! Aku tidak takut! Bakat..! Aku yakin semua orang memilikinya. Hanya saja ada mereka yang tidak mengetahui atau lingkungan tidak menerima bakat itu sehingga kini mereka harus menjalani hidup yang membosankan. Hari demi hari dilalui begitu saja tanpa peningkatan dan kegembiraan saat mereka menjalaninya.

Sedangkan mereka yang lain lebih beruntung, karena kemampuan terbaik mereka tersalurkan. Ronaldo dengan sepakbolanya, Michael Jordan dengan basketnya, Jendral Arthur dengan taktik perangnya, Bon Jovi dengan suaranya, Leonardo Da Vinci dengan lukisannya, Einstien dengan penelitiannya, Al Capone dengan perampokan bank dan gank mafianya, Jack De Riper dengan pembunuhan berantainya, Hitler dengan NAZI-nya, Madam Omiko dengan rumah bordilnya, bahkan Dorce mampu mengasuh 1500 anak yatim piatu setelah menjadi wanita, serta masih banyak lagi nama-nama yang menjalani hidup bahagia sesuai dengan kata hatinya.

Resiko dalam hidup adalah hal yang pasti, jika kita memilih jadi pengecut maka jadilah pengecut sampai kita mati. Aku sempat merasakan hal itu, sampai mataku terbuka dan kini aku hidup bahagia dari hari ke hari.

Tiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Tulisan ini akan menceritakan 26 tahun kisah hidupku yang membuatku sadar bahwa aku harus menjadi diriku sendiri dan mengembangkan bakatku yang dilahirkan sebagai penakluk kemaluan wanita sejati.

Aku anak satu-satunya, di tengah keluarga berada. Ayahku seorang pengusaha dan ibuku manager sebuah perusahaan. Sampai SMP kelas 3 semua yang aku alami biasa saja. Ya, makan, minum, belajar, bimbel, les musik, dan rekreasi bersama keluarga tiap liburan, hal-hal yang sebenarnya membosankan. Tapi waktu itu aku tidak menyadari bahwa itu membosankan karena aku tidak berpikir sejauh itu.

Semua itu berubah ketika aku sakit di sekolah dan pulang lebih dulu. Sampai di rumah kulihat di garasi ada mobil ibuku, ternyata dia sudah pulang. Aku ingin segera menemuinya untuk melaporkan sakitku. Tapi ketika aku akan mencapai pintu kamarnya yang sedikit terbuka aku dengar erangan ibuku merintih kesakitan. Kulihat dari sela pintu yang terbuka seorang lelaki berada di atas ibuku. Dia memaju-mundurkan pantatnya. Aku segera bersembunyi takut ketahuan. Oh Tuhan! Itu adik ayahku. Dia dan ibuku sedang bersetubuh. Dorongan yang ada dalam hati adalah melihat persetubuhan mereka.

Aku menahan keinginan untuk mengintip, tapi dorongan untuk kembali melihat lebih besar. Akhirnya kuintip mereka dari sela-sela pintu. Sebenarnya tidak ada yang bisa dilihat. Yang kulihat hanya mata ibuku terpejam dan digelengkan ke kiri dan kanan, serta pantat om-ku yang naik-turun, itu saja. Sampai suatu ketika om-ku berteriak keras dan menekan pantatnya lama ke bawah.

Tiap melihat wajahnya aku selalu teringat adegan pesetubuhan ibuku dan ingin sekali memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adik sepupuku itu. Aku sering membayangkan wajahnya berkeringat dan merintih-rintih kenikmatan saat berada di atasku sambil pantatnya naik-turun di atas batang kemaluanku. Hal ini tidak pernah aku katakan padanya karena aku takut dia akan marah, dan melaporkanku ke
Lalu dia merebahkan badannya di atas ibuku dan mencium bibir ibuku dengan batang kemaluan masih di dalam kemaluan ibuku. Tak lama lalu ibuku memegang batang kemaluan om-ku dan mencabut dari lubang kemaluannya. Setelah itu dia merebahkan lagi badannya. Om-ku pun berbaring di samping ibuku dan kembali mencium bibir ibuku. Saat itulah bisa kulihat dengan jelas batang kemaluan om-ku yang masih tegak berdiri, dan lubang kemaluan ibuku yang mengeluarkan cairan di sela-sela bibirnya. Warnanya merah dan masih tebuka. Itu pertama kali aku melihat kemaluan seorang wanita. Indah sekali..!
Sebelum mereka bangun aku sembunyi lagi, secara perlahan-lahan meninggalkan tempat itu dan pergi dari rumah. Aku tak mau mereka memergokiku. Aku baru kembali tepat saat jam anak-anak sekolah pulang ke rumah.

Kejadian itu selalu terbayang dalam benakku. Dorongan di hati untuk mempraktekkan apa yang kulihat selalu tumbuh. Tapi aku tidak berani melakukannya, selain itu mau sama siapa. Mau sama pelacur? dimana dan kapan waktunya? Aku juga malu mendatangi tempat seperti itu. Aku sadar aku masih anak-anak. Mau melakukan sama teman sekolah? Waduh kalau ketahuan sama keluarga besar dan teman-teman sekolah aku jadi lebih malu lagi. Rasa malulah yang membatasi terpenuhinya keinginanku bersetubuh dengan wanita.

Akhirnya aku tahan terus perasaan itu sampai pada suatu saat saudara sepupuku yang berusia sama dengan diriku akan melanjutkan SMA-nya di kotaku. Namanya Rosa, waktu itu kami berdua sudah lulus SMP. Dia anak tanteku dari Malang, dan akan tinggal bersama kami selama SMA. Dia SMA di sini agar bisa ikut bimbel dan lebih mudah masuk ke Unpad. Wajahnya cantik dan tubuhnya langsing sama seperti semua wanita dalam keluarga ibuku. keluarga besar. Tentu saja aku akan malu setengah mati.

Aku tetap saja hidup dalam rasa takut untuk memenuhi keinginanku, hal itu sangat menyiksaku. Hingga pada suatu sore saat aku dan sepupuku belajar bersama di kamarku. Kami baru saja mandi dan sama-sama memakai piyama. Perbedaan piyama kami adalah celanaku panjang sedangkan dia pendek. Ketika kami mulai belajar, tiba-tiba dia berkata,

“Wa, kamu katanya pacaran ya? Kok enggak dikenalin?” candanya sesaat setelah kami mulai membuka buku.
“Yee.. Isu tuh?” jawabku.
Aku bilang itu karena aku memang belum punya pacar.
“Gimana mau punya pacar. Bokap nyokap aja udah wanti-wanti untuk nggak pacaran sampai aku lulus SMA,” tambahku sambil terus belajar.
“Alaahh..! Kamu kan pacaran sama Yenni,” candanya lagi.
Yeni adalah cewek terjelek di kelasku. Badannya gemuk, hitam, dan giginya tonggos. Tapi walaupun begitu gayanya tetap sok gaul. Rambut di bikin punk dan ngomongnya dimesra-mesrain. Wiihh..! Siapa yang bakal mau sama dia.
“Enaakk aja lo!” jawabku dengan tawa berderai.
Dia pun ikut tertawa.
“Alah ngaku aja Wa, jangan malu!” katanya tetap menggodaku sambil tertawa terbahak-bahak.
“Lu tega amat sih? Suer kagak. Busyeett deh! Kayak nggak ada cewek lain aja.”
Mungkin dia lagi ingin becanda, dia tetap menggodaku pacaran dengan Yeni. Aku pun tetap saja mengelaknya. Sampai akhirnya dia bilang,
“Atau kamu pacaran sama Reka?” tawanya berderai saat bilang Reka.
Reka sama parahnya dengan Yeni.
“Eh Sa..! Kamu kalau godain lagi dicium nih!” kataku sambil menunjukkan mimik serius.
“Siapa yang takut..! Weekkss,” katanya sambil menjulurkan lidahnya.
Langsung kucium pipinya sekilas dan aku kembali lagi ke tempatku. Oh Tuhan apa yang aku lakukan! Bagaimana kalau dia melaporkan ke orangtuanya. Aku terdiam, dia pun terdiam sambil mata kami saling bertatapan. Kami terus diam sampai sekitar semenit.

Tiba-tiba dia bilang, “Cantik mana Wa, Reka atau Yeni? Hihihihihiihi..!” dia berkata sambil terkekeh-kekeh. Ternyata dia menggodaku lagi. Aku langsung meloncat ke arahnya. Aku gelitik pinggangnya dan kami berguling-guling di atas tempat tidurku. Aku terus menggelitiknya, dia pun menggeliat-geliat menahan gelinya. Kami terus tertawa terbahak-bahak sampai tiba-tiba kami terdiam dengan nafas terengah-engah. Ketika kami sadari, badanku ternyata sedang menindih badannya. Pahanya terbuka dan pinggulku berada di antara selangkangannya. Tangan kananku masih memegang pinggangnya, sedang tangan kiriku bertumpu pada kasur. Kami terdiam ketika menyadari posisi kami. Nafas dia yang lembut terasa di wajahku.

Kuberanikan diri memajukan wajahku dan kukecup sekali. Kulihat dia memejamkan matanya. Lalu kucium lagi kali ini disertai dengan lumatan pada bibirnya. Dia awalnya diam saja, tak lama dia membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan cukup lama. Rasanya nikmat sekali. Kucoba menurunkan tangan kananku untuk meraba susunya. Terasa kenyal di telapak tangan. Kuremas-remas dan kuputar. Dia mendesah sambil terus mencium bibirku. Lalu tangannya dilingkarkan ke leherku. Sambil masih terus berciuman tangan kananku kuturunkan lagi untuk membuka ikat celana piyamaku. Celana piyamaku turun sampai sepaha. Tentu saja mudah melakukannya, tapi untuk melepaskan celana dalam, aku tak mau karena berarti aku harus melepaskan posisi kami sekarang. Rasanya terlalu indah untuk dihentikan. Akhirnya kukeluarkan kemaluanku melalui bagian pinggir celana dalamku. Kutarik-tarik sedikit agar lebih longgar.

Kami terus berpagutan, bibir kami tetap saling melumat. Tangan kananku kuusapkan ke pahanya, kunaikkan celana piyamanya ke atas, terus ke atas hingga kurasan tanganku menyentuh gundukan di antara selangkangannya. Oh Tuhan! Itu pasti kemaluannya. Terasa tebal dan basah. Dia melenguh lagi. Lalu kusingkapkan sisi celana dalamnya. Kutarik paksa ke sisi yang lain, hal ini agar bibir kemaluannya terbuka dan tidak terhalang. Setelah pasti tidak akan terhalang lagi dengan celana dalamnya, aku memegang pangkal batang kemaluanku. Kudekatkan batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya. Saat melakukan itu semua kami masih berciuman.

Kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke bibir kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Badan Rosa agak naik ketika aku melakukannya. Saat itu kami masih terus berciuman. Ciuman kami makin ganas. Lidah kami saling bertemu. Karena tidak tahan untuk bersetubuh, kuletakkan kepala kemaluanku di tengah bibir kemaluannya. Kutekan sedikit pantatku ke depan. Merasa batang kemaluanku akan masuk ke lubang kemaluannya, Rosa berkata pelan seperti berguman, “Wa..! Jangan Wa..!” katanya sangat pelan sambil terus berciuman. Sepertinya dia tidak sungguh-sungguh menyuruhku berhenti.

“Ouughh!” kataku ketika aku mencapai orgasme. Aku muntahkan spermaku dalam rongga lubang kemaluannya. Badanku mengejang dan terhentak-hentak. Rasanya seluruh batang kemaluanku seperti disedot-sedot. Badanku terasa lemas dan aku lalu terkulai menindih badan Rosa. Karena merasa keberatan, lalu Rosa mendorong bahu kananku sehingga kini kami saling berhadapan dengan posisi menyamping. Batang kemaluanku masih berada dalam lubang kemaluannya. Masih terasa kedut-kedut dan remasan yang membuat batang kemaluanku tetap tegang. Dalam posisi ini kami lalu berciuman dan berpagutan.

Setelah sekian lama berpagutan dengan batang kemaluan masih berada di dalam, lalu Rosa memegang batang kemaluanku dan mencabutnya keluar dari lubang kemaluannya. “Wa..! Kita buka baju aja yuk..!” katanya. Demi hujan badai, aku terkejut. Ternyata wanita jika sudah terangsang jadi lebih berani. Mereka tidak malu lagi untuk memulai. Aku mengangguk. Dia lalu mencium bibirku, dan sambil berciuman kami membuka pakaian pasangannya masing-masing. Setelah itu kami melakukan seks sekali lagi dan kali ini terasa lebih nikmat karena kami sudah bertelanjang bulat. Gesekan antara kulit kami dan gigitan pada puting baik yang saya lakukan maupun yang dia lakukan menghasilkan kenikmatan yang luar biasa.

Kami selesai melakukan seks untuk yang kedua kali, tepat saat terdengar teriakan ayahku dari lantai bawah yang menyuruh kami untuk turun makan malam. Pada waktu itu aku sedang membasuh lubang kemaluannya di kamar mandiku. Dia duduk di dudukan closet, badan di senderkan ke belakang dan kakinya di kakangkan. Terlihat gundukan lubang kemaluannya dikelilingi bulu-bulu tipis. Lubang kemaluannya sangat tebal dan bibir kemaluannya masih terbuka. Permukaan rongga lubang kemaluannya masih berdenyut-denyut. Indah sekali. Lalu kusiramkan air ke atasnya.

“Hii dingin Wa..!” katanya sambil merapatkan tangannya di dada. Lalu kuambil sabun dan kugosok perlahan bibir lubang kemaluannya. Ketika tanganku menyentuh bibir lubang kemaluannya kulihat dia memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Sangat sensual! Melihat itu batang kemaluanku menjadi tegang lagi, saat itulah kudengar teriakan dari ayahku. Lalu buru-buru kubilas lubang kemaluannya. Dia membantu menghapus sabun pada lubang kemaluannya.
“Wa..!! Kamu juga pengen lagi ya?” katanya saat sadar bahwa batang kemaluanku sedang tegang.
“Juga? Berarti kamu juga pengen dong?” aku tersenyum mendengar sepupuku keceplosan.
“Hihihihihi, iya ih Wa. Pengen lagi,” katanya sambil tersipu.
“Entar aja deh,” kataku.

Aku tidak ingin terlambat makan malam.
Aku pura-pura tak mendengarnya. Kutekan pantatku ke depan. Susah sekali memasukkan batang kemaluan ini, kugeser letak kemaluanku agak ke bawah bibir kemaluannya. Pelan-pelan kutekan lagi pantatku, kali ini tiba-tiba terasa ada sesuatu yang mengulum kepala kemaluanku. Oh Tuhan! Rasanya luar biasa nikmat. Batang kemaluanku seperti diremas-remas. Dada Rosa terangkat ke atas dan kepalanya didongakkan ke atas. Hal ini membuat kami berhenti berciuman. Maka kuarahkan bibirku pada lehernya. Kucium lehernya yang putih dan harum.

Kutekan lagi pantatku, perlahan-lahan batang kemaluanku masuk semuanya. Aku hanya bisa memejamkan mataku menahan pijatan rongga kemaluan Rosa di seluruh batang kemaluanku. Lalu kumaju-mundurkan pantatku berulang-ulang. Batang kemaluanku keluar-masuk melewati bibir kemaluan Rosa. Kuperhatikan reaksi yang dilakukan Rosa dan Ibuku agak berbeda. Rosa hanya mendongakkan kepalanya dan menggigit bibirnya sendiri dengan mata terpejam. Sedangkan Ibuku menggeleng-gelengkan kepalanya kiri kanan, dengan pantat ikut naik turun dan mulut yang tak henti merintih.

Setelah sekian menit, tiba-tiba Rosa mencengkeram bahuku dan badannya terhentak-hentak ke depan, sedangkan perutnya tertarik ke dalam. Rupanya dia mencapai orgasme. Terasa jepitan di dalam lubang kemaluannya. Rongga kemaluannya terasa menggigit lembut batang kemaluanku. Aku pun mempercepat kocokanku. Ouughh! Nikmat terasa di seluruh syarafku. Tak lama, kenikmatan yang kurasa dari tadi menjadi berlipat-lipat. Seiring gesekan batang kemaluanku dengan lubang kemaluannya, kurasa seperti ada sesuatu yang tersumbat dalam batang kemaluanku yang ingin keluar.

Lalu aku membersihkan batang kemaluanku. Dia membantu membersihkan. Gosokan tangannya sama persis seperti saat aku onani. Walah! Jadi pengen lagi. Bisa tidak ikut makan malam nih, nanti mereka curiga lagi. Kalau sampai ketahuan berabe. Malunya itu loh! Masih kecil sudah gituan, sama saudara lagi. “Udah ah, udah bersih nih,” kataku menjauhkan tangannya. Lalu kami pun mengambil piyama yang baru, dan memakainya.
“Wa, entar lagi ya!” katanya saat kami menuruni tangga.
“Huss, jangan kenceng-kenceng,” kataku sambil berusaha tidak mengingat-ingat persetubuhan kami.
Aku takut batang kemaluanku besar lagi.
Makan malam waktu itu terasa lama sekali. Aku ingin cepat-cepat selesai. Tapi sudah tradisi di keluarga kami, makan malam pasti diisi dengan obrolan. Karena saat itulah seluruh anggota keluarga bisa berkumpul. Setelah beberapa lama, tiba-tiba saudara sepupuku berbicara,
“Ayo Wa! Yang tadi belum selesai..!” katanya sambil tersenyum ke arahku.
Aku tentu saja membelalakkan mataku menyuruh dia diam.
“Wah, kalian rajin belajar ya!” kata ayahku mendengar ucapan Rosa.
“Pelajaran apa sih?” sambung ibuku.

Aku melihat ke arah Rosa, aku takut dia akan menceritakan persetubuhan kami.
“Pelajaran baru Tante, dia ini jagonya,” jawab Rosa menunjuk ke arahku.
Walaahh! Mampus gua! Bokap nyokap curiga tidak ya? Aku benar-benar tegang takut mereka curiga. “Oh ya! Kok bisa sih? Padahal kamu kan bego banget,” canda ibuku melihat ke arahku. Tentu saja dia becanda, karena aku memang tidak “bego”. Aku coba tersenyum, padahal di dalam hatiku berdebar-debar takut salah jawab.

“Siapa dulu dong Ibunya..!” kataku senang menemukan jawaban yang cocok.
Berderai tawa orangtuaku, aku yakin tidak ada dari mereka yang mengerti maksud sebenarnya dari kata-kataku.
“Sudah kalian belajar lagi aja. Lagian ini Papa minta dikerokin, katanya masuk angin,” kata ibuku sambil berdiri dan melap bibirnya dengan serbet.
“Alaahh pake bilang dikerokin segala,” kataku dalam hati.

Aku merasa sebenarnya mereka akan bersetubuh. Aku lalu berdiri dan melangkah menuju tangga.
Rosa yang masih duduk sempat-sempatnya bicara, “Wa lanjutin yang tadi Wa! Belajar sama elo emang enak Wa, nggak ada bosen-bosennya.” Gila ini anak, kalau mereka tahu bagaimana. Buru-buru kutarik tangannya dan kami berlari menuju kamarku. Sesampainya di kamar, kami segera mengunci pintu dan melakukannya sekali lagi. Kami hanya bisa melakukan sekali, karena ketika aku minta tambah, dia tidak mau. Dia bilang lubang kemaluannya terasa ngilu.

Setelah kejadian itu, sampai kini, kami jadi sering melakukannya, tiap belajar bersama (karena itulah kami rajin belajar), kami melakukan seks sedikitnya sekali. Kami juga sering mandi bersama. Saling menggosok kemaluan lalu dilanjutkan dengan main seks. Kami juga mencoba berbagai macam gaya. Aku membeli sebuah buku seks yang berisi gaya-gaya main seks, lalu kami mempraktekannya bersama.

Dengan Rosalah pengetahuanku tentang seks bertambah pesat. Bagian-bagian yang disuka oleh wanita, bagaimana mengatur nafas, dan hal-hal lain. Aku juga diberitahu kalau rata-rata wanita susah terangsang, ada malah yang tidak merasakan apa-apa padahal sebuah batang kemaluan sedang maju-mundur mengisi lubang kemaluannya. Tentu tidak semua wanita mau disetubuhi seperti itu. Susah untuk membuat seorang wanita mau begitu saja menyerahkan lubang kemaluannya. Kata Rosa itu semua tergantung bagaimana keahlian pria membawa sang wanita. Tiap wanita keinginannya berbeda, sang pria harus bisa melihatnya. Kalau hati sang wanita sudah kena, mau disetubuhi tiap hari juga enggak apa-apa. Mereka malah senang lubang kemaluannya dipermainkan oleh pria itu.

Tidak semua pria diberi kemampuan seperti itu. Ada pria yang sudah sangat beruntung jika ada seorang wanita yang mau dengan dia. Itu juga mungkin karena wanitanya sangat jelek atau perawan tua. “Perlu bakat Wa, untuk bisa mengentot banyak wanita,” kata Rosa. Rosa memang bicaranya vulgar dan ceplas-ceplos. Aku sendiri lebih memilih kata menyetubuhi dibanding “ngentot”.

“Percaya nggak Wa. Menurutku kamu punya bakat jadi tukang entot lo Wa,” katanya sambil tertawa terbahak-bahak. Aku tentu saja tertawa mendengar perkataannya. Saat itu aku tidak percaya kalau aku memang berbakat. Aku merasa hanya sedang beruntung bisa melakukannya dengan saudara sepupuku itu. Aku juga tetap hanya merasa beruntung ketika batang kemaluanku dikulum oleh teman sekelasku. Tapi ketika aku bisa menyelipkan batang kemaluanku di lubang kemaluan tanteku, guru SMA-ku, guru les privatku, Rani (saudara sepupuku satu lagi), dan Tuti (wanita yang kukenal di pesawat). Aku mulai percaya aku memang ditakdirkan sebagai “tukang entot”. Itu semua kulakukan selama aku masih di SMA. Tidak ada di antara mereka yang kupaksa atau di bawah pengaruh minuman keras. Semua memberikan lubang-lubang kemaluannya untuk meremas batang kemaluanku dengan sukarela.

Jangan kira mudah bagiku untuk menerima kelebihanku ini. Ada norma-norma di masyarakat yang membuatku takut jika perbuatanku nanti terbongkar oleh orang lain. Setiap kondisi ini datang aku selalu terbayang akan makian dan cemoohan orang lain, tapi aku tak bisa menolaknya, aku pasti meladeni mereka semua. Lama aku hidup dalam ketakutan yang sangat menyiksa itu.

Kembali Rosa jugalah yang berjasa dalam hidupku. Dia bilang rasa takut berlebihanlah yang membuat orang tidak bisa maju. Semua orang terkenal yang ada pasti memiliki rasa takut. Tapi mereka bisa mengatasinya. Jika memang dirimu seperti itu mengapa harus merubahnya menjadi orang lain. Merubah diri menjadi orang yang disukai oleh mereka, padahal orang itu bukan kamu yang sebenarnya.

Kini setelah 10 tahun sejak aku pertama kali mengenal lubang kemaluan. Sudah puluhan wanita yang merasakan desakan batang kemaluanku dalam rongga lubang kemaluannya. Tidak semua wanita yang kukenal mau bermain seks denganku. Ada yang menolak, ada yang setelah beberapa tahun baru bersedia, ada yang beberapa bulan, dan ada juga yang baru seminggu sudah mau.

Dan saat ini aku sangat bahagia mendapati diriku seperti itu, menyetubuhi banyak wanita, merasakan remasan alat kemaluan mereka dan menumpahkan spermaku di dalam rahim yang berbeda-beda. Kurasa itulah intinya, “BAHAGIA!” Peduli dengan orang lain. Kalau mereka tidak suka, mereka bisa menuntut kita.

Tulisan ini tidak bermaksud membuat pembaca menjadi seperti aku karena seperti yang kubilang aku percaya bakat tiap orang berbeda-beda. Kembangkan saja bakat pembaca walaupun seluruh dunia mencacinya. Percayalah jika kita mengikuti kata hati, merencanakan dengan matang dan sedikit keberuntungan, kita akan bisa hidup bahagia. Begitu saja surat dariku. Salam hangat dariku untuk pembaca semua!

Cerita Dewasa Penakluk Wanita

Posting Cerita Dewasa Penakluk Wanita ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Terangsang Anak Adopsiku

$
0
0

Cerita Dewasa – Anak Adopsi Yang Membuat Ku Merangsang – Aku duda 2 anak yang berkerja di luar negri. Yang cewek dalam proses untuk mendapatkan permanen resident di Australia dan yang cowok bekerja sambil sekolah di Amerika. Istriku sudah 5 tahun lalu meninggal, sehingga aku kembali membujang di usia yang sudah cukup senja. Suatu saat aku trenyuh melihat nasib Puput ketika aku melayat temanku dia dulu mengadopsi anak dari bayi. Setelah usia 9 tahun temanku yang 2 tahun lalu ditinggal mati suaminya, kemudian menyusul suaminya. Melihat nasib Puput aku jadi trenyuh dan memutuskan mengasuhnya sampai dewasa.

Mengambil anak asuh untuk tinggal bersamaku rasanya menyenangkan dan membahagiakan hatiku. Puput sejak ditinggal wafat oleh ibu angkatnya, memang tidak memiliki keluarga lagi. Ada memang kakak tirinya, tetapi karena kondisinya yang menjanda ditinggal kabur suaminya dengan perempuan lain, dia tidak memungkinkan memelihara Puput karena masalah ekonomi.

Aku mengenal Puput mungkin sejak ia berusia 5 tahun, sehingga dia menganggap aku sebagai familinya juga.
Tempat tinggalku di apartemen di Jakarta yang di dalam kompleks bangunan ini fasilitasnya cukup lengkap, karena ada pusat perbelanjaan, ada hipermarkaket Carefur dan ada pula pusat rekreasi air dan berbagai permainan anak-anak.
Puput tentu saja merasa senang tinggal di apartemenku, karena dia merasa leluasa jalan-jalan di mall dan sewaktu-waktu ingin berenang tak perlu jauh-jauh bepergian.

Aku menempati apartemen dengan 2 kamar. Selama ini aku mengurus sendiri semua apartemenku, karena aku tidak suka ada pembantu yang kukhawatirkan mengganggu kebebasanku dan juga banyak cerita pembantu yang suka mencuri.
Kehadiran Puput yang kini berusia 9 tahun lumayan membantu ku untuk mengurusi sebagian urusan rumah tangga.

Dia bersekolah dengan fasilitas antar jemput, sehingga aku tidak perlu bersusah payah mengantar dan memikirkan menjemputnya. Sesampai di rumah biasanya dia mencari makan sendiri dengan turun ke food court yang memang menyediakan berbagai jenis makanan.
Satu hal yang agak terganggu adalah kebebasanku di dalam rumah. Aku biasanya jika berada di apartemenku, hanya mengenakan celana dalam, atau kadang-kadang malah telanjang saja. Aku memang senang bebas.

Tapi sejak kehadiran Puput di apartemenku, aku jadi kembali kekehidupan normal lagi, berpakaian lengkap dan menjaga kerapian semua perabotan rumahku.
Puput aku sediakan kamar khusus sesuai dengan usianya, selain boneka dan pernak-pernik permainan anak perempuan juga ada komputer yang selalu tersambung dengan internet.

Seluruh ruangan di apartemenku kupasangi kamera. Instalasi kamera ini sudah terpasang sejak awal aku menempati apartemenku. Tujuannya agar aku bisa mengontrol siapa tahu ada orang tak di undang masuk ke apartemenku.
Puput sudah tidak lagi canggung hidup bersama ku setelah melalui masa 3 bulan. Anak ini punya kelemahan pada kulitnya yang sering ada korengnya. Aku tidak tahu apakah karena dia tidak bersih ketika mandi atau sebab lain. Sudah berbagai salep dan obat-obat koreng aku coba, tetapi selalu saja ada muncul koreng baru di tempat lain.

Aku penasaran terhadap cara anak ini mandi, apakah memang dia mandi cukup bersih atau tidak. Satu hari aku penasaran untuk membersihkan badannya. Aku bawa di kekamar mandi dan aku minta di membuka bajunya semua. Mulanya Puput menolak karena katanya dia malu. Aku mengatakan, bahwa dia tidak perlu malu karena masih anak-anak. Dengan berat hati akhirnya dia membuka semua bajunya dan bertelanjang bulat di depanku. Dia menutupi kemaluannya. aku biarkan saja dia berlaku begitu. Dia kusuruh masuk berendam di bak mandi yang sudah diisi air hangat. Dengan spons dan sabun sulfur aku bersihkan semua badannya sampai 2 kali.

Puput dipungut dari pasangan keturunan Cina , sehingga kulitnya putih. Dalam usia 9 tahun dia masih belum memiliki payudara. Di sekitar putingnya saja yang agak sedikit menonjol, sementara di kemaluannya masih polos tanpa rambut.
Setelah aku menyabuni seluruh tubuhnya dan mengeringkan dengan handuk Puput sudah tidak malu lagi. Selesai mandi, koreng-koreng yang mengotori kulit putihnya aku olesi dengan salep.

Selama seminggu aku telateni membersihkan anak ini. Hasilnya lumayan, karena tidak ada lagi koreng baru muncul.
Rupanya menjadi kebiasaan bagi Puput. Dia sekarang tidak mau mandi sendiri, sehingga selalu minta aku memandikannya. Kadang-kadang aku menolak juga karena cape. Tapi kalau sudah begitu, Puput ngambek dan tidak mau mandi.

Aku sama sekali tidak terangsang meski melihat Puput telanjang. Perbedaan umur yang cukup jauh, dimana aku sudah berusia 55 tahun sedang Puput baru 9 tahun. Meski begitu dia termasuk anak yang lumayan bongsor karena badannya agak berisi dan tingginya diatas rata-rata anak seusianya.

Suatu kali ketika aku sedang asyik berendam di air hangat untuk menghilangkan rasa penat bekerja seharian, Puput masuk menerobos dan langsung buka baju lalu ikut nyemplung.

Jika berendam di air hangat K0ntolku selalu mengembang. Memang tidak bangun 100 persen, tetapi lumayan membesar juga. Nah celakanya ketika Puput ikut berendam dia mengambil posisi telungkup diatas aku yang sedang berbaring. Tubuhnya jadi menyenggol-nyenggol K0ntolku yang agak menegang. Sentuhan itu mengakibatkan K0ntolku jadi makin mengeras. Aku tidak kuasa mengendalikannya. Apalagi kedua pangkal paha Puput tepat menjepit K0ntolku yang berdiri.
Pada mulanya Puput tidak memperhatikan bahwa K0ntolku berdiri, tetapi lama-lama karena dia tergoda juga bertanya.

“ oom ini apaan sih kok keras-keras,” katanya.
“ Itu Maya Oom, kenapa” kataku.
“ Enggak apa-apa, geli aja rasanya ada rambut-rambutnya.” katanya.

Pembicaraan ke arah itu tidak berlanjut, sampai aku harus menyabuni diriku. Tentu saja aku tidak bisa terus pada posisi berendam. Aku berdiri dan senjataku mengacung keras. Puput mengetawai senjataku yang katanya lucu, kayak sosis. Aku diam saja dan melanjutkan aktifitas menyabuni diriku. Puput juga ikut berdiri dan menyabuni dirinya dengan spons yang berbusa. Dia lalu ikut menyabuniku. Kelihatannya tertarik melihat senjataku yang mengacung sehingga tanpa izin dan berkata apa-apa tangannya meraih senjataku dan menyabuninya. Aku jadi belingsatan senjataku dipegang. Sebenarnya aku ingin melarang, tetapi karena rasanya nikmat akhirnya aku biarkan saja dia menyabuni senjataku. Aku pura-pura tidak peduli, meski sejujurnya aku merasa nikmat.

Aku tidak mau berlama-lama dan segera meraih shower untuk membersihkan sabun di seluruh badanku.
Sampai aku mengeringkan dengan handuk, voltase di K0ntolku tidak mau turun. Aku cepat-cepat mengenakan celana dalam untuk menyembunyikannya.

Tidak ada kejadian yang aneh setelah itu. Namun untuk hari-hari berikutnya, Puput jadi makin sering ikut aku mandi. Dia katanya senang melihat senjataku yang selalu mengacung. Dia pun tahu dari keadaan senjataku lemas sampai akhirnya mengacung tegang. Ketika dia tanya kenapa K0ntolku yang tadinya lemas lalu menjadi keras. Aku jawab sekenanya, bahwa setiap kena air panas K0ntolku jadi makin keras.
Kebiasaan Puput ikut menyabuni badanku makin lama makin menyiksaku, karena dia entah karena nalurinya atau sebab apa melakukan gerakan mengocok K0ntolku. Aku biasanya tidak bisa melarang, karena rasanya nikmat sih. Namun ketika ada tanda=tanda mau ejakulasi aku menghentikannya dan langsung menyambar shower untuk menetralisir rangsangan.

Satu kali aku lepas kontrol, sehingga akhirnya aku ejakulasi. Entah apa hari itu aku cepat sekali mencapai ejakulasi. Puput tentu saja kaget melhat ada cairan keluar dari ujung K0ntolku. Tangannya yang terkena semburan sperma buru-buru dicuci dan disabuni berkali-kali.
Dia mengira aku mengencingi tangannya. Aku menjelaskan bahwa yang keluar itu, bukan kencing, tetapi sperma. Dia keluar kalau seorang laki-laki merasa nikmat.

Setelah aku jelaskan secara gamblang bahwa sperma itu adalah bibit untuk mendapatkan seorang bayi, akhirnya di lain waktu ketika dia mengocokku, dia tidak lagi merasa jijik.

Aku jadi terbiasa dikocok oleh anak 9 tahun. Hampir tiap hari dia mengocok K0ntolku. Tapi tidak setiap kali dikocok aku mendapatkan ejakulasi, karena jika aku setiap hari mengeluarkan mani maka perlu waktu cukup lama dikocok. Jika terlalu lama dikocok, ketika keluar aku merasa ngilu di sekitar pinggir topi bajaku. Makanya kadang-kadang aku menghentikan kocokan Puput di tengah jalan karena kalau sudah terlalu lama, nanti akhirnya aku merasa ngilu.

Aku jadi bisa kembali bebas bertelanjang di dalam rumah sejak mandi bareng menjadi kegiatan rutin kami. Puput pun jadi ikut-ikutan bertelanjang di dalam rumah.
Kebiasaan barunya adalah ikut tidur malam di ranjangku. Aku meskipun sering dikocok Puput, masih belum mempunyai nafsu terhadapnya. Aku pikir dia masih anak-anak, teteknya belum ada dan memeknya juga masih gundul dan rapat, jadi dia sebagai perempuan belum menarik dan merangsang.

Aku jika tidur malam, kadang-kadang pakai celana dalam, kadang-kadang malah telanjang bulat.
Puput pun juga begitu, dia sering tidur satu selimut denganku dalam keadaan bugil pula. Kami sering berdua tidur bugil dalam satu selimut. Sejauh ini sih keadaan aman-aman saja.
Puput makin manja kepadaku, karena hampir semua keinginannya selalu aku turuti. Dia tidak pernah lagi tidur di kamarnya, selalu bergabung tidur bersamaku.

Akhir-akhir ini dia punya kebiasaan baru, meremas-remas K0ntolku, dari keadaan lemas sampai akhirnya menegang. Aku tidak bisa melarangnya, karena kalau dilarang dia lalu ngambek. Akhirnya aku biarkan saja dia mempermainkan K0ntolku sampai dia tidur.
Aku lama-lama jadi terpancing juga merabai memeknya ketika dia meremas-rmas K0ntolku. Ketika kurabai, memeknya terasa agak basah. Anak ini rupanya terangsang, tetapi mungkin dia tidak sadar. Aku jadi makin asyik merabai memeknya dan memainkan clitorisnya. Mulanya dia merasa geli, tetapi lama-lama dia merasa nikmat pula. Jika kurabai dia bereaksi mengejang-ngejang. Menurut dia rasanya enak di rabai begitu. Kegiatan itu menjadi kegiatan rutin menjelang tidur. Aku tidak tahu apakah dia mencapai orgasme atau tidak karena antara orgasme dan perasaan enak dia selalu mengejang-negejang.

Sementara aku tidak pernah mencapai ejakulasi saat diremas-remas di tempat tidur. Mungkin karena sebelumnya ketika mandi aku sudah menyemburkan spermaku, jadi ketika menjelang tidkur K0ntolku jadi imum.

Suatu kali aku meyakini bahwa Puput mencapai orgasme ketika habis mengejang dan menjepit jariku lalu dia menjauhkan memeknya dari tanganku karena dia merasa ngilu. Apakah itu orgasmenya yang pertama, atau sebelum ini dia sudah mencapai orgasme, aku tidak tau pasti.
Entah dari mana dia mendapat pengetahuan, tetapi ketika aku malas merabai memeknya dia memegang K0ntolku dan ujungnya dia gosok-gosokkan di sekitar memeknya. Dia kembali mengejang-ngejang dan akhirnya menekankan permukaan memeknya ke K0ntolku. Mungkin saja itu adalah naluri, karena aku yakin dia tidak punya pengetahuan mengenai hubungan kelamin.

Kebiasannya menggeser-geserkan K0ntolku ke memeknya menjadikan dia ketagihan dan selalu dilakukannya setiap malam.
Sampai disini aku kadang-kadang mulai kehilangan akal sehatku. Aku sering menekankan K0ntolku ke memeknya ketika dia menggeser-geserkan. Aku juga merasakan kenikmatan. Namun ujung K0ntolku tidak sampai masuk ke dalam lubang memeknya karena mungkin terlalu kecil.

Kegiatan menggeser-geser ujung K0ntolku ke memeknya tidak lagi dia lakukan dengan posisi saling menyamping. Aku lama-lama lelah juga tidur miring, sehingga aku mengubah posisi telentang. Mungkin karena kenikmatan yang dirasakan Puput tanggung, dia nekat menindihku. Belahan memeknya di tepatkan di atas K0ntolku dan dia mengeserkan badannya . Ibarat batang K0ntolku itu rel dan memeknya membekap diatasnya maju mundur. Dia bisa juga mencapai orgasme dengan cara itu.

Aku lama-lama tidak bisa bertahan dengan perlakuan Puput yang sejauh ini. Kadang-kadang kupaksakan juga ujung K0ntolku memasuki lubang memeknya. Tetapi tidak pernah berhasil karena dia merasa kurang nyaman dan sakit.

Akal sehatku mulai menurun, sampai akhirnya aku bernafsu ingin menjilati itilnya. Aku pikir dengan cara itu toh aku tidak merusaknya dan dia mendapat kenikmatan. Puput kuminta tidur telentang dan aku mencium pipinya lalu lehernya terus turun ke kedua puting susunya yng belum terlalu tumbuh. Nafas Puput memburu menandakan bahwa dia sangat terangsang. Ketika aku turun terus dan membuka celah memeknya dia seperti tidak sadar diri. Tubuhnya menggelinjang ketika lidahku menyapu ujung clitorisnya yang sudah mencuat karena rangsangan.

Aku menjilati itilnya sampai akhirnya dia orgasme.
Entah sialnya atau untungnya, Puput jadi ketagaihan aku oral begitu. Dia setiap malam jadi minta dioral.
Sebulan lebih aku jadi terbiasa mengoralnya akhirnya aku bosan dan pegel juga leherku. Aku ganti minta dia mengoralku. Mulanya Puput menolak, tetapi setelah aku yakinkan bahwa aku pun akan merasakan kenikmatan yang dia rasakan kalau dioral, akhirnya dia mau juga. Memang mulanya dia tidak mahir mengoralku, karena giginya berkali-kali menggerus batang K0ntolku. Namun lama kelamaan dia makin mahir sampai akupun ejakulasi. Puput makin mahir sampai dia kemudian senang menelan semua spermaku.

Manusia selalu dilanda rasa tidak puas. Meski aku bisa ejakulasi dengan hanya dioral, tetapi kemudian aku berkeinginan menyetubuhi Puput. Bayangan keinginan menyetubuhi itu tidak bisa kutahan, meskipun aku berusaha mati-matian menghilangan bayangan itu dari otakku. Karena sudah tidak tahan lagi menahan gejolak untuk menyetubuhinya, aku akhirnya membeli K Jell.

Malam itu aku melumuri seluruh batang K0ntolku dengan KJell dan seluruh permukaan lubang memek Puput. Aku sudah gelap mata, kepala K0ntolku ku posisikan di depan gerbang memeknya. Berkat bantuan jelli yang licin, kepala K0ntolku bisa menguak masuk sedikit ke gerbang memeknya.

Aku pelan-pelan menekan dan berhenti ketika Puput kesakitan. K0ntolku ku tarik sedkit, setelah rasa sakit Puput reda aku tekan kembali K0ntolku dan berhasil masuk lebih jauh. Ketika dia menjerit kesakitan, aku hentikan lagi. Sampai akhirnya semua kepala K0ntolku masuk dan tidak bisa maju lagi aku sudah berejakulasi.

Permainan masuk kepala K0ntol dan tetap dengan bantuan Jelli aku lakukan berkali-kali selama seminggu. Setelah lebih dari seminggu tanpa bantuan Jelli kepala K0ntolku bisa masuk dan berhenti ketika Puput merasa kesakitan. Jika tidak aku paksa menekan lebih jauh Puput kini sudah tidak lagi kesakitan. Jadi bersetubuh dengan hanya membenamkan kepala K0ntolku Puput tidak lagi merasa kesakitan. Penerobosan K0ntolku lebih jauh terhalang oleh selaput perawannya.

Aku tentu saja penasaran karena bersetubuh dengan cara ini tidak memuaskanku, meskipun aku bisa mencapai ejakulasi.
Satu kali aku sudah berkehendak penuh ingin memerawani Puput, Batang K0ntolku kembali aku lumuri jelli dan aku dengan mudah memasukkan kepala K0ntolku. Sampai menemui jalan buntu aku berhenti. Sambil berdiam aku mengejankan K0ntolku dan sedikit mendorong masuk. Aku lakukan berkali-kali dan Puput mulai merintih-rintih sakit. Aku seperti kesetanan tidak memperdulikan kecuali memusatkan perhatian memajukan K0ntolku. Terasa K0ntolku makin maju dan menerobos masuk.

Ketika aku dorong K0ntolku bisa maju lebih jauh. Sementara itu Puput merintih, tetapi aku tidak peduli dan terus mendorong masuk, sampai K0ntolku akhirnya tenggelam seluruhnya. Terasa sekujur batang K0ntolku dijepit memek Puput. Aku diam sebentar sampai Puput merasa reda sakitnya. Setelah itu aku tarik perlahan-lahan lalu aku dorong kembali. Gerakan maju mundur K0ntolku makin lama makin lancar sampai akhirnya aku tidak mampu bertahan dan menyemburkan spermaku seluruhnya ke dalam memek Puput.
Sejak kejadian itu 3 hari kami tidak melakukan aktifitas sex. Puput yang merasakan memeknya perih mungkin tidak bisa terangsang. Hari keempat sampai ke tujuh kami hanya melakukan kegiatan sex oral..

Aku tidak mau mencoba memasukkan K0ntolku ke memek Puput, karena kasihan dia kesekitan. Namun di hari ke delapan Puput mengambil inisiatif melumuri K0ntolku dengan jelly dan lubang memeknya pun dia lumuri. Aku diam saja dan menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Aku tidur telentang. Puput menaikiku dan memegang batang K0ntolku lalu dia posisikan di lubang memeknya. Sambil dalam posisi jongkok dia masukkan K0ntolku ke memeknya dengan dia merendahkan badannya. Perlahan-lahan K0ntolku terbenam ke dalam memeknya. Rasanya masih sangat ketat, tetapi karena bantuan jelly batangku jadi licin memasuki lubang sempit itu. Melihat raut wajahnya, Puput terlihat tidak terlalu merasa sakit, dia hanya sesekali nyengir menahan sakit, tetapi K0ntolku terus tenggelam di memeknya. Dia lalu melakukan gerakan memompa K0ntolku.

Aku tidak menyangka anak seusia 9 tahun setengah bisa disetubuhi. Mungkin karena Puput badannya bongsor, maka meski usianya masih muda, tetapi alat reproduksinya mengembang sejalan dengan perkembangan badannya. Jika dibandingkan dengan teman-teman seusianya dia memang terlihat paling besar. Bahkan jika dilihat dari badannya dia seperti anak-anak kelas 6, padahal dia baru kelas 4.

Aku sejak itu hampir 2 hari sekali melakukan hubungan dengan Puput. Aku berusaha menahan diri untuk tidak memulai, kecuali Puput yang menginginkan.

Dengan situasi seperti ini, Puput kelak tidak dibebani perasaan seolah-olah dia diperdaya dan diperkosa olehku.
Aku memang telah lama mensterilkan diri, sehingga leluasa menyemburkan sperma di dalam. Namun Puput meski aku masih subur, dia belum bisa dihamili karena belum mendapat haid. Dengan demikian dia belum bisa meproduksi telur untuk dibuahi.
Jika dia mengenakan seragam sekolahnya, tak seorangpun akan menyangka bahwa Puput sudah sangat lihai berhubungan badan dengan laki-laki. Sikap polos dan kekanak-kanakannya masih menonjol.

Akhir-akhir ini keprivasian ku agak terganggu karena Puput sering dikunjungi temen-temen ceweknya. Malah kalau akhir pekan mereka selalu menginap dan selalunya ngrumpi di kamar Puput.
Tentu saja mereka senang menginap di apartemen kami , karena dari apartemen itu dengan mudah bisa dicapai arena rekreasi, baik berenang maupun berbagai wahana permainan.

Dalam situasi seperti itu, tentu saja aku bersikap kebapakan dan jaga wibawa.
Seperti pernah aku ungkapkan di bagian awal kisah ini, seluruh ruanganku terdapat kamera cctv. Ini gunanya agar aku selalu bisa mengawasi keadaan rumah.
Aku dan Puput juga sering menikmati film-film porno utuk menambah wawasan. Film-film itu disimpan disatu laci khusus agar tidak terlihat jika teman-teman Puput berkunjung. Di rak DVD hanya terlihat film-film biasa dan juga film yang disukai anak-anak seusia Puput.
Suatu kali ketika mereka aku tinggal pergi untuk kerja lembur di kantor. Aku melihat melalui kamera cctv bahwa teman-teman Puput asyik menonton koleksi film porno ku. Mereka cekikikan melhat berbagai adegan.
Ada 2 teman Puput yang sering menginap di akhir pekan. Kedua anak-anak ini baru kembali Minggu sore dijemput orang tuanya di mall. Mereka adalah teman sekelas Puput.

Aku beberapa kali pernah bertemu dengan mereka. Syntia anak keturunan Cina badannya agak kecil, tapi kelihatannya sudah tumbuh teteknya, meski kecil menyembul dari bali bajunya. Yang satu lagi Debby, juga teman sekelas Puput badannya sudah berkembang, karena dia lebih tua setahun dari Puput.

Kedua anak ini selain hobby jalan-jalan di Mall, tetapi paling senang menonton film porno di kamar Puput. Aku memonitor mereka melalui layar komputer di kamarku. Puput tidak mengetahui bahwa di semua ruangan, termasuk di kamarnya diawasi kamera.
Seperti cerita sebelumnya kami menempati apartemen yang dibawahnya terdapat banyak arena bermain anak-anak, kolam renang dengan berbagai permainan dan mall.

Berkat letak yang yang strategis itu, beberapa teman sekolah Puput sering menginap jika di akhir pekan. Mereka seolah-olah berkunjung ke Singapura, karena menjelajahi mall yang sangat luas dan pilihan makanan yang juga cukup banyak. Untuk bermain juga tersedia banyak pilihan.

Cyntia kemudian seperti berlangganan jika akhir pekan dia pasti menginap di apartemen kami. Anak ini tampangnya antara pertemuan Cina dengan Bule. Dia jadi nya cakep dan imut.

Aku pun tahu kegemaran Cintya, yaitu menonton film-film porno. Ini berkat kamera CCTV yang kupasang tersembunyi di setiap sudut apartemenku. Bagaimana mungkin ya anak umur 10 tahunan sudah mengerti nafsu dan tertarik film-film porno.
Meski aku tahu kegemaran teman si Puput, tetapi aku tidak pernah sedikitpun berbuat kurang sopan terhadapnya. Aku tentunya jaga wibawa dan menjaga kehormatan Puput di depan temannya.

Suatu kali ketika aku pulang dalam keadaan lelah aku menginginkan berendam di air hangat barang setengah jam. Ketika aku sampai, apartemenku kosong. Aku menduga Puput berada di mall, mungkin sedang janjian ketemu dengan teman-temannya. Tadi ketika ku telepon dia sedang makan di acara ulang tahunnya di food court di bawah.

Aku segera menyiapkan air hangat di bak mandi untuk berendam. Setelah mencuci bersih aku nyemplung ke dalam bak air hangat. Rasanya nikmat sekali dan sambil terkantuk-kantuk aku terus berendam. Suhu air kunaikkan perlahan-lahan sampai batas maksimal aku bisa menahannya. Dalam keadaan setengah ngantuk aku terkejut karena Puput dan temannya Cintya menerobos masuk. Baju mereka basah, mungkin habis berenang di bawah.

Cyntia tidak segera mengetahui aku, jika Puput tidak menyapaku. Dia terkejut, tetapi tangannya dipegang Puput agar Cintya tidak keluar lagi.

Puput seperti biasa langsung membuka semua bajunya sampai telanjang. Temannya disuruh telanjang masih malu. Mereka berdua lalu masuk ke kompartemen shower. Dari bayangan kaca kulihat Cintya membuka bajunya semua.

Sekitar 10 menit mereka mandi sambil terus cekikikan, karena Puput sering menggamit tetek Cintya yang sudah mulai tumbuh.
Dari kompartemen shower, Puput menggeret Cintya agar masuk bersamanya ke dalam bak tempat aku berendam. Pada mulanya Cintya menolak, tetapi karena Puput memaksanya akhirnya dengan langkah ragu dia ikut nyemplung. Kami bertiga telanjang berendam dalam satu bak mandi yang ukurannya tidak terlalu besar.

Puput dengen leluasa memanjangkan tubuhnya dan mencelupkan kepalanya . Aku mengubah posisi menjadi duduk dari posisi sebelumnya tidur telentang. Ku yakin Cintya bisa melihat K0ntolku dari bailk air. Dengan leluasanya Puput memegang K0ntolku lalu dia menyelam. Aku tentu saja rikuh, apalagi Cintya. Dia seperti salah tingkah. Dia terjebak dalam keadaan bugil berada dihadapanku yang juga bugil. Aku berusaha menetralkan dengan mengatakan, tidak usah malu.

Puput menawariku menyabuni badanku. Tentu aku dengan senang hati menyambutnya. Puput berdiri menyabuni seluruh tubuhku. Dia menarik Cintya agar ikut menyabuniku. Cintya dengan agak terpaksa ikut berdiri tetapi mukanya dipalingkan ke arah lain, menghindari melihat K0ntolku yang sedang berdiri. Menyabuniku tanpa melihatku tentu saja gerakannya kacau. Tangan Puput menuntun tangan Cintya mengarah ke K0ntolku yang menegang. Gerakan tangan Cintya terasa terkejut. Sambil terus berpaling dia menyabuni K0ntolku dibantu arahan Puput. Gilanya Puput mengarahkan gerakan mencocok K0ntolku, sehingga Cintya jadi mengocok K0ntolku. Puput memerintahkan agar Cintya tetap menyabuni bagian pensiku sementara Puput memberishkan bagian belakangku.
“Ini apa sih oom kok keras,” tanya Cintya mulai berani.

Aku menyarankan agar dia melihat sendiri apa yang dia pegang. Ketika berpaling dia terkejut dan melepaskan kedua tangannya lalu menutupnya ke mulutnya.
Setelah badanku penuh dengan sabun, Puput memerintahkan aku untuk menyabuni Cintya . Dengan sigap aku lalu menyapu seluruh permukaan badannya.

Teteknya yang kecil terasa kenyal, memeknya belum berjembut. Aku tidak menyabuni bagian dalam memeknya karena kalau kemasukan sabun nanti akan terasa perih.

Selesai kami berselimut sabun aku menghidupkan shower di bak rendam dan menyirami mereka satu persatu dan mengusap sekujur tubuhnya. Terhadap Cintya aku curi-curi mengorek bagian dalam memeknya. Dia kaget dan menggelinjang.
Dari kamar mandi kami berselimut handuk kembali ke kamar masing-masing.
Sejak kejadian pertama itu aku mengalami mandi bareng Cintya sekitar 3 kali. Dia tidak lagi canggung, malah mengajakku mandi bersama. Cintya seperti juga Puput senang mengocok K0ntolku. Aku bertahan sekuat tenaga agar tidak sampai muncrat. Untungnya hal itu bisa dan berhasil.

Entah hasutan apa suatu malam Puput dan Cintya naik ke tempat tidurku, kata Puput Cintya minta diajari. Cintya hanya tertunduk malu.
Sementara itu Puput mencopoti celana boxer dan celana dalamnya sehingga aku bugil. Cintya yang masih terdiam kaku dan malu bajunya dicopti oleh Puput.

Cintya diminta tidur telentang, aku segera mengerti bahwa dia ingin merasakan dioral. Aku segera mengambil posisi untuk mengoral.
Aku tidak langung menjilati memeknya tetapi dimulai dari seputar gundukan memek nya yang gundul. Cintya kegelian sehingga menggelinjang. Dia masih diliputi rasa takut, ragu dan khawatir. Aku mulai menyapu lidahku ke belahan memeknya. Dia mengejang sekali-kali manakala lidahku menyentuh bagian ciltorisnya. Ketika kuraba memeknya terasa mulai basah, aku mulai melakukan serangan ke sekitar clitorisnya. Dia menggelinjang kegelian pada awalnya, tetapi lama-lama menggelinjang karena rangsangan lidahku ke clitorisnya. Perasaan ragu, takut dan khawatir, kini berubah jadi rangsangan. Tangannya mencekam sprei di kiri kanannya . Aku terus melakukan serangan sampai dia melenguh panjang dan menjepit kepalaku. Cintya berhasil aku buat mencapai orgasme.

Aku lalu menciumi teteknya dan mencium mulutnya dalam-dalam. Dia menyambut ciumanku dengan ganas.
Aku tidak melanjutkan permainan dengan Puput, karena ini menjadi rahasia kami. Cintya sejak itu mungkin lebih 5 kali aku oral, sehingga dia menjadi ketagihan.

Mungkin saja karena seringnya Cintya bertandang ke apartemenku, ibunya Cintya ingin tahu bagaimana apartemenku. Dijemput Puput , Cintya dan Ibunya berkunjung ke apartemenku. Kami berkenalan dan bercerita mengenai latar belakang kami masing-masing.
Ibu Cintya berusia sekitar 30 tahun, tetapi masih cantik dan sekel. Dia keturunan Cina dan kawin dengan Bule Amerika yang bekerja di perminyakan off shore. Jadi dia sering ditinggal berbulan-bulan oleh suaminya.

Kami cepat akrab dan sering mami Cintya yang mengaku bernama Mei meneleponku menanyakan kabar anaknya. Jika hari libur, kami sering makan bersama sementara anak-anak sibuk di arena permainan.

Sambil menunggu anak-anak selesai, Mei aku ajak ke apartmenku untuk beristirahat.
Entah bagaimana awalnya kami kemudian terlibat hubungan percintaan yang terburu-buru. Ketika anak-anak menelepon dan akan naik ke apartemen kami buru-buru merapikan baju.

Sejak saat itu Mei sering diam-diam mengunjungiku ketika anak-anak sedang sekolah. Kami melampiaskan nafsu kami. Mei mungkin kehausan sex karena lama tidak disambangin suaminya.
Kami makin akrab sehingga jadi teledor. Ketika kami sedang berbugil dan bergumul pintu kamarku terbuka dan di situ berdiri Puput dan Cintya.

Kami kaget dan tidak sempat mengubah posisi dimana Mei sedang berada diatasku. “ Mama ngapain,” kata anaknya tanpa ekspresi.
Mei tidak mampu berpikir lain kecuali memanggil anaknya untuk mendekat. “ Sini Yang, liat mama sedang dibahagiakan oleh Oom,” kata Mei .

“Enak ya ma,” tanya Cintya.
“Enak” jawab Mei.
“Aku mau juga dong kalau enak,” pinta Cintya merengek.
“Eh kamu masih kecil jadi belum waktunya merasakan seperti ini, nanti saja kalau sudah besar,” kata Mei.
“Ah mama curang, ya udah ntar Cintya bilang ke Papa,” ancam Cintya.
“Eh jangan gitu dong nak, iya deh sini minta diajari oleh si oom ya,” kata Mei.

Aku yang sejak awal telentang saja dan memperhatikan dialog antara ibu dan anaknya akhirnya bangkit duduk di ranjang sambil bersila. K0ntolku masih basah oleh cairan memek si Mei.

Puput yang tadi menghilang kembali sudah berganti baju. Cintya dengan cekatan membuka semua bajunya dan langsung duduk dipangkuanku. Mei pasti mengira Cintya sudah demikian terbakar birahinya sehingga berani buka baju dan bugil dengan cepat. Padahal dibalik itu, sebenarnya Cintya sudah biasa bugil bersamaku.

Aku lalu minta ketegasan Mei apakah benar anaknya boleh aku garap. Dia hanya mengangkat bahu sebagai tanda pasrah. Aku mengambil pelicin jelly lalu K0ntolku aku lumuri dan lubang memek Cintya aku lumuri juga banyak-banyak. Dengan berhati-hati aku mulai memasukkan ujung K0ntolku ke dalam belahan memek Cintya. Cintya meringis. Aku jelaskan ke Cintya bahwa pada awalnya akan terasa perih dan sakit, tetapi itu cuma sebentar, selanjutnya akan terasa enak.

Cintya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya. Aku tekan perlahan-lahan sampai ujung K0ntolku tertahan oleh selaput dara Cintya. Aku pelan-pelan menekan terus sampai tiba-tiba Cintya terpekik dan bersamaan dengan itu K0ntolku masuk lebih jauh ke dalam memek anak umur 10 tahun. Aku berhenti sebentar lalu setelah Cintya reda rasa sakitnya aku mulai memompanya. Rasanya sempit sekali, beda dengan memek ibunya yang sudah agak longgar dan banjir berair.

Sebentara saja air maniku sudah muncrat di dalam memek Cintya.
Ibunya segera menyiapkan kain sapu tangan ditempelkan di memek anaknya. Dari situ keluar air sperma bercampur darah sedikit. Anaknya dibimbingnya ke kamar mandi untuk dibersihkan.

Setelah Mei menyelesaikan tugasnya dia kembali kecerita awal, orgasmenya yang tertunda minta dituntaskan. K0ntolku di kulumnya sampai akhirnya berdiri lagi, dia segera menaiki ku dan dengan ganasnya dia memompaku sampai akhirnya dia mencapai orgasme.
Sejak itu apartemenku menjadi rumah kedua Mei dan anaknya. Jika suaminya ada di Jakarta, mereka kembali ke rumahnya di Kemang. Ketika suaminya berangkat ke off shore dia mengungsi ke tempatku. Aku menjadi bertambah berat karena harus melayani 3 cewek. Untuk itu aku membuat jadwal dengan jeda 2 hari untuk setiap orang. Dalam usia 55 tahun aku sudah bukan superman lagi.

Cerita Dewasa Terangsang Anak Adopsiku

Posting Cerita Dewasa Terangsang Anak Adopsiku ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Foto Bugil ABG Unyu-Unyu

$
0
0

Foto Bugil – Anda Telah Melihat Foto Bugil ABG SMP Unyu-unyu masih tahan dengan Cerita Sek dewasa bergambar dan Foto Memek Bugil dari  jangan lupa bila suka dengan Foto Bugil ABG SMP Unyu-unyu jangan lupa untuk menyimpan halaman ini dengan menekan ctrl + D. Terima Kasih Telah datang Foto Bugil ABG SMP Unyu-unyu.

Foto Bugil ABG Unyu-Unyu Foto Bugil ABG Unyu-Unyu Foto Bugil ABG Unyu-Unyu Foto Bugil ABG Unyu-Unyu Foto Bugil ABG Unyu-Unyu Foto Bugil ABG Unyu-Unyu

Foto Bugil ABG Unyu-Unyu

Posting Foto Bugil ABG Unyu-Unyu ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Foto Bugil ABG Cantik Mulus

$
0
0

Foto Bugil – Anda Telah Melihat Mela Cewek SMP Yang Suka Foto Bugil masih tahan dengan Cerita Sek dewasa bergambar dan Foto Memek Bugil dari jangan lupa bila suka dengan Mela Cewek SMP Yang Suka Foto Bugil jangan lupa untuk menyimpan halaman ini dengan menekan ctrl + D. Terima Kasih Telah datang Mela Cewek SMP Yang Suka Foto Bugil.

Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus Foto Bugil ABG Cantik Mulus

Foto Bugil ABG Cantik Mulus

Posting Foto Bugil ABG Cantik Mulus ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Cerita Dewasa Mekiku Ditusuk dua Batang

$
0
0

Cerita Dewasa – Disekolah dan lingkungan aku termasuk orang hits, banyak yang mengenal diruku karena aku masih ABG dengan wajah cantik dan body seksiku dan rambut hitam kulit putih, diumurku yang 18 tahun saat ini aku masih menjaga kesucianku , dan keajdian ini memang tak seharusnya terjadi tapi mau gimana lagi nasi sudah menjadi bubur.

Suatu saat aku dan enam orang kawan Susan (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak. Susan walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susan telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. aku, Andri dan Toni masih ‘jomblo’.

Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman. Acara ke Puncak kami mulai dengan ‘hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susan yang ada sementara Andra entah kemana.

Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

Adegan ciuman itu bertambah ‘panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.
“Jangan To” tolak Andra.
“Kenapa sayang” tanya Vito.
“Aku belum pernah.. gituan”
“Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.
“Takut To” Andra beralasan.
“Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk
“Tapi To”
“Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”
“Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.
“Janji” Vito meyakinkan Andra.

Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
“Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”

Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan. Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi.

Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.
“Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
“Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
“Nikmatin aja An”
“Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah
“Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”
“He eh To.. eesshh”
“Enak An..?”
“Ehh.. enaakk To”
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ‘live’ seperti itu.
Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
“Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
“Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
“Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.
“Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”
“Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Vito tahu Andra sudah pada situasi ‘point of no return’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.
“Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.
“Stop.. stop To”
“Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
“Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya.
Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
“Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
“Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang.
Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.
“Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.
Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.
“Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat ‘life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.
“Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
“Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”
“Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”
“Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”
“Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
“Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
“Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
“Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susan sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susan dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.
Selesai dari kamar mandi aku mencari Susan dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ‘live show’ yang spektakuler. Tubuh Susan setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai,

Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susan, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susan, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susan dibahunya dan kembali menyantap ‘segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susan berkelojotan diperlakukan seperti itu.
“Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susan.
“Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”
“Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”
“Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susan mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.
Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susan yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susan sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
“Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.
“Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
Suara desahan dan erangan membuat Susan tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
“Ohh.. Susan.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

Susan menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan.
“Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susan mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susan.

Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susan mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi. Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ‘live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.
“Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susan! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
“Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susan terkejut.
“Iya Si.. balik lagi.. perut mules”
“Aku suruh Kelvin beli obat ya”
“Ngga usah Si.. udah baikan kok”
“Yakin Ver?”
“Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susan yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.
Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah.

Film masih setengah main Susan dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.
Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.

Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding. Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.
“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘jaim’.
“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.
“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.
“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.

Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya.
Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.
Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.

Mendengar kata ‘lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.
Toni dan Andri menyudahi ‘hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku.

Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya. Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ‘hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar.

Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.
“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali.

Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.
“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.
Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.

Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
“Teruss.. Tonn.. aakkhh”
Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.
“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku.
Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.
Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
“Ooohh.. Tonn.. ngghh”
Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku.

Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang. Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.

“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.
Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya.

Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.
“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu.
Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.
Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku.

Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.
Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.
Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.
“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari ‘istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku.

Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan. Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku.

Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.
“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ‘dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.

Cerita Dewasa Mekiku Ditusuk dua Batang

Posting Cerita Dewasa Mekiku Ditusuk dua Batang ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa.

Viewing all 382 articles
Browse latest View live